Add caption |
Ade Rahmayani Siregar
My blog, My secret........
Sabtu, 22 Juni 2013
Makalah Psikologi Perkembangan 1 (PUM 1)
Kelompok:
1. Ade Rahmayani siregar
2. M.Ikhsan pratama
3. Lina Sentosa
4. Dika Lestari
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Studi Kasus
Feral Children
atau Mowgli Syndrome adalah mereka
yang telah ditinggalkan atau hilang ditempat yang terisolasi secara sosial
selama bertahun tahun sehingga berpengaruh terhadap pembentukan karakter
seorang anak. Salah satu kasus
anak feral adalah kasus yang dialami oleh Genie Wiley.
Pada 4 November 1970 Genie dibawa
ke kantor kesejahteraan di California oleh ibunya, yang mengaku bahwa ia dan
putrinya menjadi korban pelecehan dari suami wanita itu. Genie kelihatan
seperti seorang anak yang berusia sekitar enam atau tujuh tahun, tetapi ketika
pekerja sosial mengetahui bahwa Genie sebenarnya tiga belas tahun, dia
menghubungi polisi.
Kemudian terungkap bahwa Genie telah terkunci di sebuah ruangan
sendirian selama lebih dari sepuluh tahun. Kamar tidur itu dipagar dengan kawat. Genie hidup
seperti itu selama 13 tahun. Malam hari, ia menghabiskan harinya dengan
terkunci di tempat tidur dan pada siang hari, ia diikat di toilet.Dia tidak bisa mengunyah makanan padat dan hampir tidak bisa
menelan. Dia meludah dan mengendus terus-menerus dan matanya tidak bisa fokus
melebihi 12 meter.
Mowgli Syndrome dipengaruhi oleh :
Mowgli Syndrome dipengaruhi oleh :
-Komunikasi
Anak-anak memperoleh keterampilan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi dengan orang lain di lingkungan mereka. Anak liar hidup dalam isolasi tanpa manusia lain untuk berkomunikasi. Dengan demikian, Feral children tidak mengembangkan kemampuan bahasa. Feral children mungkin meniru suara binatang, seperti panggilan menggonggong atau burung.
Anak-anak memperoleh keterampilan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi dengan orang lain di lingkungan mereka. Anak liar hidup dalam isolasi tanpa manusia lain untuk berkomunikasi. Dengan demikian, Feral children tidak mengembangkan kemampuan bahasa. Feral children mungkin meniru suara binatang, seperti panggilan menggonggong atau burung.
-KeterampilanBahasa
Feral children biasanya tidak pernah memperoleh penuh fungsi kemampuan bahasa setelah kembali ke peradaban manusia. Beberapa dapat belajar beberapa kata atau bahasa isyarat. Kedua akuisisi bahasa verbal dan bahasa isyarat memerlukan proses neurologis yang sama.
Feral children biasanya tidak pernah memperoleh penuh fungsi kemampuan bahasa setelah kembali ke peradaban manusia. Beberapa dapat belajar beberapa kata atau bahasa isyarat. Kedua akuisisi bahasa verbal dan bahasa isyarat memerlukan proses neurologis yang sama.
-TimeFrame
Banyak ilmuwan percaya bahwa perkembangan bahasa harus terjadi selama bertahun-tahun dari anak usia dini. Setelah anak melewati masa kanak-kanak tanpa paparan bahasa manusia, kemampuan bawaan untuk belajar bahasa dan proses dapat sebagian besar hilang karena perubahan neurologis yang terjadi sekitar waktu pubertas. Secara khusus, anak-anak ini mengalami kesulitan besar mempelajari aspek tata bahasa dan sintaksis bahasa. Hasil terbaik dari masa belajar adalah ketika anak-anak menerima pengajaran bahasa sebelum masa pubertas.
Banyak ilmuwan percaya bahwa perkembangan bahasa harus terjadi selama bertahun-tahun dari anak usia dini. Setelah anak melewati masa kanak-kanak tanpa paparan bahasa manusia, kemampuan bawaan untuk belajar bahasa dan proses dapat sebagian besar hilang karena perubahan neurologis yang terjadi sekitar waktu pubertas. Secara khusus, anak-anak ini mengalami kesulitan besar mempelajari aspek tata bahasa dan sintaksis bahasa. Hasil terbaik dari masa belajar adalah ketika anak-anak menerima pengajaran bahasa sebelum masa pubertas.
1.2.
Latar Belakang
Perkembangan
adalah perubahan ke arah kemajuan menuju terwujudnya hakekat manusia yang berkualitas. Perkembangan memiliki sifat holistik atau
kompleks yang terdiri dari berbagai aspek, baik fisik maupun psikis, terjadi
secara bertahap, dan ada variasi individu.
Perkembangan individu memiliki
beberapa prinsip yaitu: Never ending process (perkembangan tidak akan pernah
berhenti). Semua aspek
perkembangan saling mempengaruhi, baik itu aspek emosional, aspek disiplin, aspek agama dan aspek sosial. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu karena perkembangan individu dapat terjadi perubahan perilaku
yang dapat dipertahankan atau bahkan ditinggalkan.
Perkembangan merupakan proses yang tidak akan berhenti dan setiap
perkembangan memiliki tahapan-tahapan yaitu :
·
masa prenatal
·
masa bayi
·
masa kanak-kanak awal
·
masa kanak-kanak akhir
·
masa remaja
·
masa awal dewasa
·
masa pertengahan dewasa
·
masa akhir dewasa
Oleh karena
itu diperlukan kajian lebih lanjut mengenai tahapan-tahapan dalam perkembangan manusia ini, yang akan dibahas pada makalah psikologi
perkembangan 1, yang terdiri dari masa prenatal, masa bayi, masa kanak-kanak
awal, dan masa kanak-kanak akhir.
1.3.
Rumusan Masalah
·
Apa yang dimaksud dengan
perkembangan?
·
Apa saja teori yang
membahas tentang perkembangan?
·
Tahap apa saja yang
terjadi dalam perkembangan manusia?
·
Bagaimana pola perilaku
individu dalam suatu tahap perkembangan?
1.4.
Tujuan
· Untuk mengetahui tingkah laku individu itu sesuai atau tidak dengan tingkat
usia/perkembangannya.
· Untuk mengetahui tingkat pemampuan individu pada setiap fase
perkembangannya.
· Untuk mengetahui kapan individu bisa diberi stimulus pada tingkat
perkembangan tertentu.
· Agar dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan-perubahan yang
akan dihadapi anak.
· Khusus bagi guru, agar dapat memilih dan memberikan materi dan metode yang
sesuai dengan kebutuhan anak.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1.
Konsep Dasar
Perkembangan
Manusia
itu pasti mengalami perkembangan dan pertumbuhan,
yang jadi masalah kemana perkembangan dan pertumbuhan mengarah, positif kah
atau negative kah?. Perkembangan dan Pertumbuhan itu sama- sama memiliki arti
berubah (bertambah atau berkurang), yang membedakannya yaitu dari enis
perubahannya.
Perkembangan
dalam arti biologi yaitu pematangan pada fungsi sel sel di tubuh manusia, dalam
dunia psikologi berarti perubahan yang dapat mencerminkan sifat sifat yang
dimiliki, sedangkan pertumbuhan dalam arti biologi yaitu berubah nya ukuran (kuantitatif)
seperti tinggi , berat dsb, dalam
psikologi yaitu perubahan ukuran badan dan fisik fisik lain.
Perkembangan adalah proses yang dialami individu menuju
tingkat kedewasaan (maturity) yang berlangsung secara sistematik
(Lefrancois,1975), progresif (Witherington,1952, dan berkasinambungan (Hurlock,
1956) baik pada aspek maupun psikis. (Abin Syamsudin,1996).
Perkembangan adalah perubahan kualitatif yang mengacu
pada mutu fungsi organ jasmaniah, bukan organ jasmaniahnya itu sendiri
(Muhibbin Syah, 1996).
Dalam
perkembangan terdapat fase fase sebagai berikut:
1. Permulaan
kehidupan (konsepsi)
2. Fase
prenatal (dalam kandungan)
3. Proses
kelahiran(+ 0-9 bulan)
4. Masa
bayi/anak kecil (0-1 tahun)
5. Masa
kanak kanak (1-5 tahun)
6. Masa
anak-anak (5-12 tahun)
7. Masa
remaja (12-18 tahun)
8. Masa dewasa awal (18-25tahun)
9. Masa
dewasa (25-45 tahun)
10. Masa
dewasa akhir (45-55)
11. Masa akhir kehidupan (55 tahun keatas)
Prinsip-Prinsip perkembangan
1. Adanya perubahan
ciri - ciri perubahan:
Ø perubahan
ukuran
Ø Perubahan
proporsi (perubahan
perbandingan antara kepala dan tubuh pada seorang anak
Ø Hilangnya
ciri lama (egosentrisme > prososial)
Ø Mendapatkan
ciri baru
2. Perkembangan awal lebih kritis daripada
perkembangan selanjutnya.
3. Perkembangan merpakan hasil proses
kematangan dan belajar.
Perkembangan
anak akan sangat dipengaruhi oleh proses kematangan yang secara potensi sudah
ada pada individu yang dibawa dari keturunan. Perkembangan anak juga dipengaruhi oleh belajar.
4 Pola
perkembangan dapat diramalkan
Chepalocaudal
> perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke kaki yang
berarti perkembangan yang pertama tama terjadi dari kepala hingga kaki.
Proximodistal
> perkembangan dari yang dekat ke jauh. Contoh kemampuan jari jemari anak
yang terlebih dahulu didahului oleh keterampilan lengan.
5
Pola
perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan
6 Terdapat
perbedaan individu dalam perkembangan
7 Setiap
tahap perkembangan memiliki bahaya yang potensial.
2.2. Teori-Teori Perkembangan
1.
Teori
Nativisme
Teori
ini menyatakan bahwa perkembangan manusia itu akan ditentukan oleh factor
nativus, yaitu factor keturunan yang merupakan penentu sikap pada saat
dilahirkan. Teori berpendapat seolah-olah factor dari lingkungan seperti
belajar atau pendidikan tidak berpengaruh. (Schopenhauer, bigot, kohstamm,
Palland, 1950).
Teori
ini menimulkan seakan-akan manusia sudah ditentukan sifatnya saat dilahirkan.
Misalnya dia dilahirkan bersifat baik maka dia akan baik kedepannya, sebaliknya
jika dilahirkan bersifat jelek maka kedepannya tetap, yang tidak dapat diubah
oleh lingkungan.
2.
Teori
Empirisme
Teori
ini menyatakan bahwa perkembangan manusia akan dintentukan empirisnya atau
pengalamannya yang diperoleh selama perkembangan individu itu.
Penglaman-pengalaman itu bias berupa pendidikan. Menurut teori ini, manusia
dilahirkan seperti kertas putih dan bersih yang belum ada tulisan-tulisannya.
Kemudian apa yang akan terjadi pada individu itukedepannya, tergantung pada apa
yang akan dituliskannya di kertas tersebut. Teori ini dalam pendidikan
menimbulkan pandangan optimis kalau pendidikan merupakan usaha untuk mengubah
individu tersebut atau membentuk pribadinya. (John Locke, teori tabularasa).
3.
Teori
Konvergensi
Teori ini merupakan gabungan dari kedua teori diatas.
Teori ini mengatakan bahwa individu yang dilahirkan akan terbentuk pribadinya
dari faktor turunagn (sifat) dan faktor lingkungan. Seperti yang dikatakan
W.Stern bahwa pembawaan atau pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan
penting dalam perkembangan individu.
2.3. Psikologi
Perkembangan Masa Bayi
Pertumbuhan
adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler,
bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruan, sehingga
dapat di ukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan
adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam
kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan
kemandirian. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai perubahan suatu individu
dari satu arah ke arah yang lebih baik atau sempurna, yang dimulai dari proses
terbentuknya individu sampai kepada kematian dan proses ini berlangsung secara
terus menerus dalam kehidupan makhluk hidup.
Sedangkan
pada perkembangan bayi dapat di amati banyak hal, mulai dari proses bayi
sebelum atau sesudah bayi itu ada dalam kandungan hingga ia lahir kedunia, ciri
– ciri bayi selama di dalam dan di luar kandungan, pertumbuhan fisik, motorik,
mental dan sebagainya, serta cara – cara si bayi dalam berinteraksi dengan
lingkungan di sekitarnya. Proses – proses tersebut antara lain :
·
Perkembangan Masa Pranatal (kehamilan)
·
Perkembangan Masa Neonatal (Bayi
Baru Lahir)
·
Perkembangan Bayi
Setiap
Proses memiliki penjelasannya masing – masing yang dapat menguatkan keberadaan
proses tersebut dan membantu pembaca untuk mengetahui proses perkembangan bayi
tersebut secara lebih lengkap.
1.
Perkembangan
Masa Prenatal
Tahap
prenatal adalah tahap awal/proses bagaimana bayi itu bisa berada dan berkembang
di dalam rahim ibunya. Proses tersebut berawal ketika sperma menembus tempat
dimana sel telur berada yang kemudian mengalami fertilisasi. Dan hasilnya
adalah satu atau lebih zigot, yang kemudian zigot tersebut berkembang menjadi
janin dan janin berkembang menjadi bayi yang telah siap untuk terlahir
kedunia.
Lamanya
periode prenatal ini adalah 280 hari atau ± 40 minggu sejak dari pembuahan.
Seperti yang Hurlock katakana bahwa orang awam menghitung kehamilan selama 9
bulan kalender. Pada perkembangan pre natal ini jugalah kita dapat melihat
empat hal penting yang akan terjadi saat perkembangan bayi tersebut, yakni:
penentuan bakat bawaan, penentuan jenis kelamin, penentuan jumlah anak, dan
penentuan urutan anak. Semua proses tersebut akan dibagi lagi kedalam tiga
tahap yaitu :
Tahap Germinal
Tahap
ini berajalan dari awal pembuahan hingga 2 minggu pertama. Dimana dalam tahap
ini terjadi proses pertemuan antara sel telur dengan sperma yang kemudian
menghasilkan zigot. Pada tahap ini juga beberapa pembelahan yang diantaranya
adalah pembelahan blastocyts, yaitu lapisan bagian dalam yang nantinya
berkembang menjadi embrio. Pembelahan trophoblast, yaitu lapisan luar yang
menyediakan gizi dan dukungan bagi embrio.
Dan yang
terakhir adalah pembelahan implantation, yakni proses melekatnya zigot ke
dinding kandungan yang berlangsung 10 hari setelah pembuahan. Setelah zigot
menempel, maka calon bayi tersebut akan terhubung secara langsung dengan ibunya
dari tali placenta yang berujung pada pusat si calon bayi.
Tahap Embrio
Tahap
ini berlangsung mulai dari minggu ke-3 hingga minggu ke-8, yang disebut juga
sebagai trimester pertama. Pada tahap embrio, pembelahan sel terus meningkat
dari awal tahap germinal. Dan saat zigot benar – benar menempel pada rahim,
maka akan terbentuk dua lapisan, yaitu: laipsan endoderm, yaitu lapisan dalam
yang berkembang menjadi system pencernaan dan system pernafasan pada bagian
dalam tubuh, serta lapisan ectoderm, yaitu lapisan paling luar yang akan
berkembang menjadi system syaraf, reseptor sensorik, dan bagian kulit pada
permukaan kulit.
Kemudian
pada bagian tengahnya terdapat lapisan mesoderm, yaitu yang akan menjadi system
peredaran darah , tulang, otot, system pembuangan, dan system produksi. Secara
langsung, sebagian dari organ tubuh manusia sudah mulai terbentuk pada tahap
ini. Namun, karena ukuran panjangnya hanya berkisar 1 inci, maka bagian –
bagian tubuh embrio tersebut belum sepenuhnya berbentuk tubuh orang dewasa akan
tetapi merupakan manusia dalam bentuk yang kecil.
Tahap Fetus
Periode
ini dimulai dari minggu ke-9, dimana sebelumnya embrio telah berkembang menadi
sel – sel tulang. Pada tahap ini, embrio
berubah nama menjadi janin hingga akhirnya menjadi bayi, dimana pertambahan
ukurannya terjadi begitu cepat. Organ dan otot menjadi terorganisir bahkan sudah dapat saling berhubungan satu dengan
yang lainnya.
Pada
bulan ke-4, menurut psikologi islam janin tersebut telah ditiupkan padanya ruh
dan janinnya telah berbentuk selayaknya manusia serta si ibu pun dapat
merasakan gerakan – gerakan kecil yang di lakukan oleh si bayi. Kemudian pada permulaan bulan yang
ke-7, pada si bayi telah mulai tumbuh rambut, dapat bergerak – gerak berupa
gerakan menutup, membuka, mereguk, menelan, bahkan menghisap jari. Pada tahap
ini bayi juga sudah mampu menggerakkan matanya untuk mulai berkedip sedikit
demi sedikit.
Selanjutnya,
pada minggu ke-13 hingga minggu ke-24, fetus terus bertambah besar. Neuron pada
otak sudah tebentuk sejak minggu ke-24. Pada minggu berikutnya, fetus telah
memiliki pertahanan yang kuat baginya saat nantinya bayi siap dilahirkan. Lemak
pada bawah kulit semakin bertambah, anti bodi pun ditransfer dari ibu kepada
bayi untuk menjaga dari segala penyakit. Dan pada akhirnya posisi fetus
tersebut pun berputar arah untuk persiapan lahir ke dunia.
Selain
dari proses tumbuh kembangnya bayi, pada masa prenatal ini jugalah kita melihat
setiap perubahan yang terjadi pada janin dari minggu ke minggu. Perubahan
secara lebih jelas dan pasti, yaitu:
o
Trismester Pertama
Konsepsi
ke - 4 minggu
|
4 - 8
minggu
|
8 - 12
minggu
|
•
Panjangnya kurang dari 1/10 inci
|
• Panjangnya kurang dari 1 inci
|
•
Panjangnya sekitar 3 inci dan beratnya sekitar 1 0ns
|
• Awal
perkembangan susunan tulang belakang, system syaraf, usus, jantung dan paru -
paru
|
•
Wajah sudah berbentuk dengan mata, telinga, mulut, dan pucuk gigi yang belum
sempurna
|
• Dapat menggerakkan lengan, kaki, jari
tangan, dan jari kaki
|
• Kantung amniotis membungkus lapisan dasar
seluruh tubuh
|
• Lengan dan kaki bergerak
|
• Sidik jari muncul
|
•
Disebut ”telur” (ovum)
|
• Otak mulai menbentuk
|
•
Dapat tersenyum, memberengut, mengisap, dan menelan
|
|
•
Denyut jantung janin dapat dideteksi dengan ultrasound
|
•
Jenis kelamin dapat dibedakan, hingga bayi dapat kencing
|
|
•
Disebut ”embrio”.
|
• Disebut ”fetus” (janin)
|
o
Trimester
kedua
12 -
16 minggu
|
16 -
20 minggu
|
20 –
24 minggu
|
•
Panjangnya sekitar 5,5 inci dan beratnya 4 ons
|
•
Panjangnya 10-12 inci dan beratnya 0,5-1 pon
|
•
Panjangnya 11 – 14 inci dan beratnya 1 – 1,5 pon
|
• Denyut jantung kuat
|
• Denyut jantung dapat didengar dengan
steteskop biasa
|
•
Kulit mengkerut dan tertutup dengan lapisan pelindung (vernix caseosa)
|
• Kulit tipis, tembus pandang
|
• Mengisap ibu jari dan tersedak
|
• Mata sudah terbuka
|
• Rambut halus (lanugo) menutup tubuh
|
•
Rambut, bulu mata,alis mata mucul
|
• Meconium berkumpul di dalam usus besar
|
• Kuku jari tangan dan kuku jari kaki sudah berbentuk
|
|
• Mampu memegang dengan kuat
|
• Gerakan-gerakan terkoordinasi, dapat
berguling di dalam cairan amniotis
|
|
|
o
Trimester
ketiga
24 – 28 minggu
|
28 – 32 minggu
|
32 – 40 minggu
|
•
Panjangnya 14–17 inci dan beratnya 2,5–3 ons
|
• Panjangnya 16,5 – 18 inci dan beratnya 4 -5
pon
|
• Panjangnya 19 inci dan beratnya 6 pon
|
• Bertambah lemak tubuh
|
• Memiliki periode tidur dan bangun
|
• Kulit kurang mengkerut
|
• Sangat aktif
|
• Berada dalam posisi lahir
|
• Vernix caseosa tipis
|
• Gerakan pernafasan yang belum sempurna
muncul
|
• Tulang kepala lembut dan lentur
|
• Lanugo umumnya hilang
|
|
• Zat besi disimpan di dalam hati
|
• Kurang aktif
|
|
|
• Memperoleh kekebalan dari ibu
|
2.
Perkembangan
Masa Neo Natal (bayi baru lahir)
Neonatal
berarti baru lahir, sedangkan bayi yang baru lahir disebut sebagai neonatus
dalam istilah medis. Periode neonatal merupakan masa tersingkat dari masa yang
lainnya, dimana perkembangannya dimulai sejak bayi lahir hingga 2 minggu.
Periode ini terbagi atas periode partunate dan periode neonate. Periode
partunate bermula dari keluarnya janin dari rahim ibu dan berakhir setelah tali
pusarnya dipotong dan diikat, dimana proses ini terjadi selama 15 hingga 30 menit
setelah kelahiran bayi. Sampai proses tersebut selesai, bayi masih disebut
sebagai pascamatur (lingkungan
di luar tubuh ibu).
Sedangkan
periode neonate adalah periode setelah tali pusar bayi dipotong dan diikat
hingga ia mempunyai kehidupannya sendiri dan tidak disebut lagi sebagai parasit
pada ibunya dan bayi juga harus melakukan penyesuaian pada lingkungan barunya
di luar tubuh ibunya hingga 2 minggu ke depan. Selain itu juga akan terjadi
penyesuaian radikal. Neonatal terkadang disebut sebagai masa terhentinya
perkembangan bagi bayi baru berupa penurunan berat badan dan cenderung kurang
sehat, juga disebut masa yang berbahaya baik secara fisik maupun psikis, serta
pendahuluan dari perkembangan ke kehidupan bayi selanutnya.
Selain
itu, bayi baru lahir juga melakukan beberapa penyesuaian terhadap kehidupan
barunya, diantaranya adalah penyesuaian terhadap suhu, bernafas yang ditandai
sejak tali pusar diputus, mengisap dan menelan, serta pembuangan yang tidak
menggunakan tali pusar lagi. Selain penyesuaian, bayi juga memiliki rentan
bahaya cukup tinggi, dimana berat badannya terus berkurang, perilakunya yang
tidak teratur, bahkan tingginya angka kematian pada bayi di masa pascanatal
ini. Dan bayi juga memiliki batasan untuk penyesuaiannya hingga batas waktu
yang sudah ada, diantaranya:
o
Menurut criteria medis :
tali pusar lepas dari pusarnya
o
Menurut criteria fisiologis : bayi menjadi gemuk kembali setelah
kehilangan berat badan sesudah dilahirkan
o
Menurut criteria psikologis : bayi sudah menunjukkan kemajuan
perkembangan perilaku.
Kemampuan
– kemampuan yang seharusnya manusia dewasa miliki pun mulai berkembang pada
masa ini, antara lain: kemampuan sensorik, motorik, kognitif, fisik, dan
psikososialnya.
·
Kemampuan
sensorik
1. Penglihatan
: penglihatannya setengah
dari penglihatan orang dewasa, yang dikarenakan batang matanya belum berkembang
kecuali sekitar fovea.
2. Pendengaran : setelah keluar cairan amniotic
yang menyumbat telinga bagian tengah, pendengaran bayi menjadi normal dan mulai
mengetahui dari mana datangnya suara, menentukan tinggi suara, dan identitas suara.
3. Penciuman : sejak lahir, sel – sel
penciuman pada batang hidung telah aktif, sehingga dapat membedakan mana bau
yang menyenangkan dan tidak menyenangkan.
4. Pengecapan : dipengaruhi kemampuan
penciuman. Sel – sel pengecapan terletak pada permukaan lidah dan daerah pipi,
dan dapat merespon reaksi positif jika rasanya manis, reaksi negative jika
rasanya asin, asam, dan pahit.
5. Kepekaan
organic : peka terhadap rasa lapar
dan merasa lapar sejak pertama kali dilahirkan.
6. Kepekaan
kulit : berkembang
sejak lahir. Sehingga bayi peka terhadap rabaan, tekanan, dan suhu.
·
Kemampuan
motorik
Kemampuan
motorik ini terdiri atas motorik kasar dan motorik halus. Kemampuan motorik
kasar meliputi kegiatan – kegiatan otot besar seperti menggerakkan lengan dan
berjalan. Kemampuan motorik kasar ini biasanya teradi pada usia 12 hingga 13
bulan.
Kemampuan
motorik halus meliputi gerakan yang lebih halus dibandingkan dengan kemampuan
motorik kasar, dan mencakup terhadap keterampilan seperti kecekatan jari.
Kemampuan ini banyak terjadi pada masa bayi, seperti perkembangan keterampilan
meraih dan menggenggam.
·
Kemampuan
kognitif
Perkembangan
kognitif pada neonatal bermulai dengan segala hal yang berhubungan dengan
refleks dan fungsi sensori. Fungsi sensori disini adalah untuk membantu
perkembangan kognitif pada bayi baru lahir untuk dapat bias focus pada benda
yang berjarak berkisar 8 – 10 inci dari wajahnya dan dapat melihat benda
tersebut.
Sedangkan
refleks yang dimaksud pada masa neonatal adalah refleks untuk mempertahankan
diri yang berupa: Breathing reflex (menghirup dan menghembuskan nafas secara
berulang – ulang), Eyeblink reflex (menutup dan mengejapkan mata, Pupilary
reflex (menyempitkan pupil mata terhadap cahaya yang lebih terang), Rooting
reflex (memalingkan muka saat ia disentuh), sucking reflex (menghisap benda –
benda di dekat mulut), dan Swallowing reflex (menelan benda – benda di sekitar
mulutnya), serta refleks Psimitif/subkortikal: Babinski reflex (ketika bagian
bawah kaki di elus, maka tangan mencengkeram), Grasping reflex (jari – jari
bayi mencengkeram benda – benda yang disentuhkan ke bayi).
Selain
kognitif jujga dibarengi dengan kemampuan bahasa yang bayi gunakan dengan
menangis. Menangis bagi bayi adalah bahasanya yang paling komunikatif dan bisa membuat orang tuanya tahu
apa yang sedang ia inginkan. Karena tangisan pertamanya merupakan gerak refleks
murni yang teradi ketika udara masuk ke dalam tali suaranya yang tujjuannya
untuk memompa paru – paru sehingga terjadi pernafasan dan memberi O2 yang
cukup bagi darah. Menurut beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa :
·
Immanuel Kant : sebagai proses rohani
manusia terhadap belenggu kepancainderaan yang akan dideritanya. Selain itu,
jiwa manusia itu memiliki arti yang jauh lebih luhur daripada materi, serta
jiwa menentang proses yang membawanya ke dalam hidup yang tunduk pada materi
dan tubuh.
·
Sigmund Freud : sebagai ekspresi
keinginan untuk kembali ke dalam kandungan yang tenang, aman, halus, lembut,
dan hangat. Selain itu kelahiran bagi bayi itu sangat mengejutkan hingga ia
merasa takut kemudian menangis.
·
Sis Heyter : sebagai tanda bahwa dia
memiliki kesadaran sebagai satu reaksi spontan yang disebabkan oleh dorongan
dari dalam. Sedangkan dari segi biologisnya, pertanda berfungsinya paru – paru
dan organ lain terhadap kehidupan.
·
Kemampuan
fisik
Pada
masa neonatal, terjadi penurunan berat badan akibat dari kesulitan menyesuaikan
diri secara cepat dengan lingkungan barunya. Mulai tumbuh rambut – rambut halus
pada bagian kepala dan punggung. Sedangkan proporsi kepala dengan panjang
tubuhnya berkisar 1:4.
·
Kemampuan
Psikososial
Selama
bulan pertama merupakan awal mulanya ibu dan bayi membangun hubungan yang kuat
tumbuh ke pada kedekatan yang dalam. Interaksi ibu selama perawatan rutin pada
bayi memperbesar atau justru memperkecil proses kedekatan di antara mereka.
Tindakan menyusui, kebersihan dan memberikan rasa nyaman sebanyak mungkin
ketika bayi sedang terjaga. Interaksi tersebut sangat membantu terjalinnya
hubungan yang dalam antara ibu dengan bayi. Karena periode neonatus merupakan
partisipasi yang aktif pada periode ini.
3.
Perkembangan Pasca natal (2 minggu – 2 tahun)
Perkembangan
masa bayi adalah periode lanjutan
dari masa prenatal dan neonatal. Dimana perkembangan bayi terus meningkat, dan
organ – organ pada tubuhnya juga berfungsi secara bertahap hingga sempurna dan
dapat melakukan gerakan – gerakan layaknya manusia dewasa. Selain itu, bayi
memiliki tugas pada perkembangannya sendiri, yaitu: belajar makan makanan yang
padat, belajar berjalan, belajar berbicara, dan belajar menguasai alat
pembuangan kotoran.
Perkembangan
yang terjadi pada bayi berupa perkembangan fisik, kognitif, emosi, bicara,
reaksi social, dan pola bermain dari bayi.
Ø Perkembangan Fisik :
· Pada tahun pertama, peningkatan berat badan
lebih besar dari pada tinggi badannya.
· Berat
badannya pun bertambah hingga 3 kali lebih berat dari waktu ia lahir dan
giginya mulai tumbuh 4 hingga 6 gigi susu.
· Berat
otak bayi adalah 1/8 dari berat total tubuh bayi.
· Pada
bulan ke-2, bayi sudah dapat mengangkat kepalanya sendiri dan dapat mengambil
objek yang berada di dekatnya.
· Pada
bulan ke-2 hingga ke-5, adalah masa transisi perilaku bayi dari yang refleksif
menuju perilaku yang voluntary.
· Bulan
ke-6, bayi sudah mampu membalikkan badannya ke kiri dan ke kanan, mampu duduk
sendiri, dan mulai merangkak.
· Kira –
kira usia bayi satu tahun, bayi sudah mulai berajalan sedikit demi sedikit
tanpa dibantu dan menggapai benda – benda kecil dengan jari mereka sendiri.
· Pada
usia 2 tahun, bayi telah mampu berjalan dengan sangat baik, penginderaannya
berkembang dengan pesat, dan pertambahan berat pada otak semakin pesat. Pada usia
ini bayi menerima gelar barunya, yaitu balita.
Ø Perkembangan Kognitif :
· Perkembangan
intelegensi yang cepat dan intensif terjadi pada tahun - tahun pertama.
· Kemampuan
kognitifnya berupa: kemampuan untuk belajar dan mengingat, mulai menggunakan symbol
– symbol tertentu, sedikit berkembang dalam pemecahan masalahnya, dan pemahaman
serta penggunaan bahasa berkembang dengan cepat.
· Persepsi awal pada masa bayi diperoleh melalui
penjelasan sensorik.
Ø Perkembangan Emosi :
· Kemarahan:
menjerit, meronta, menendang, mengibaskan tangan, memukul, melonjaklonjak,
berguling-guling, & menahan nafas.
· Ketakutan:
menjauhkan diri, merengek, menangis, & menahan nafas.
· Rasa
ingin tahu: menengangkan otot muka, membuka mulut, menjulurkan lidah, memegang
barang, membolak-balik barang, melempar atau memasukkan barang tsb ke dalam
mulut.
· Kegembiraan:
tertawa, tersenyum, menggerakkan tangan & kakinya.
· Afeksi:
memeluk, menepuk, mencium barang atau orang yang dicintainya.
· Kematangan
dan belajar.
Ø Perkembangan Bicara :
Menurut M.F. Berry & J. Eisenson
perkembangan bicara berupa :
· Refleks
Vokalisasi (mengeluarkan suara dengan reflex)
· Babbling
(mengeluarkan suara akibat membutuhkan sesuatu)
· Lalling
(pengucapan kata atau suku kata yang di ulang – ulang)
· Echollia
(meniru suara – suara yang di dengar dari luar)
· True
Speech (bayi mulai dapat berbicara dengan benar)
Ø Reaksi Sosial :
· Imitasi
(peniruan)
· Shyness
(malu)
· Dependency
(ketergantungan)
· Acceptance
of the authority (menerima kekuasaan)
· Rivalry
(persaingan) & resistant behavior
· Attension
seeking (mencari perhatian)
· Cooperation
behavior
2.4. Psikologi Perkembangan Masa Kanak-Kanak Awal
v Perkembangan Fisik
a) Tinggi
Pertumbuhan
tinggi badan tiap tahunnya rata-rata tiga inci. Pada usia enam tahun tinggi
anak rata-rata 46,6 inci.
b) Berat
Pertambahan
berat tiap tahunnya rata-rata tiga sampai lima pon. Pada usia enam tahun berat
anak harus kurang lebih tujuh kali berat pada waktu lahir. Anak perempuan
rata-rata beratnyan 48,5 pon, dan anak
laki-laki 49 pon.
c) Perbandingan
Tubuh
Penampilan
bayi tidak tampak lagi. Wajah tetap kecil tapi dagu tampak lebih jelas dan
leher lebih memanjang. Gumpalan pada bagian-bagian tubuh berangsur-angsur berkurang dan tubuh
cenderung berbentuk kerucut , dengan perut yang rata, dada yang lebih bidang,
bahu lebih luas, serta lengan dan kaki lebih panjang, lurus dan besar.
d) Postur
Tubuh
Perbedaan
dalam postur tubuh untuk pertama kalinya tampak jelas pada masa anak-anak. Ada
yang posturnya gemuk lembek (endomorfik), ada yang kuat berotot (mesomorfik),
dan ada yang relatif kurus (ektomorfik).
e) Tulang
dan Otot
Tingkat
pengerasan otot bervariasi pada bagian-bagian tubuh mengikuti hukum
perkembangan arah. Otot menjadi lebih besar, lebih kuat dan lebih berat,
sehingga anak terlihat lebih kurus meskipun beratnya bertambah.
f) Lemak
Anak-anak
yang cenderung bertubuh endromofik lebih banyak jaringan lemaknya daripada
jaringan otot; yang cenderung mesomorfik mempunyai jaringan otot yang lebih
banyak daripada jaringan lemak; dan yang bertubuh enktomorfik mempunyai otot
yang lebih kecil dan ssedikit jaringan lemak
g) Gigi
Selama
empat sampai enam bulan pertama dari masa awal kanak-kanak, empat gigi bayi
yang terakhir-geraham belakang-muncul. Selama setengah tahun terakhir terakhir
gigi bayi mulai tanggal digantikan oleh gigi tetap. Yang mula-mula lepas adalah
gigi bayi yang pertama kali tumbuh yaitu gigi seri tengah. Bila masa awal
kanak-kanak berakhir, pada umumnya bayi
memiliki satu atau dua gigi tetap di depan dan beberapa celah dimana gigi tetap
akan muncul.
v Perkembangan Kognitif
Teori
Piaget
Menurut Jean Piaget pada tahap masa awal
anak, seorang anak telah memasuki perkembangan kognitif tahap praoperasional yang berlangsung pada
usia 2-7 tahun. Piaget menyebut tahap ini sebagai tahap praoperasional karena
anak masih belum memahami aturan dan operasi tertentu.
Karakterisasi tahap praoperasional adalah :
a. Anak
belajar menggunakan bahasa dan untuk mempresentasikan objek dengan citra dan
kata-kata.
b. Pemikiran
anak masih egosentrik : mengalami kesulitan dalam memandang dari sudut pandang
orang lain.
c. Mengklasifikan
objek dengan ciri tunggal
Perkembangan
kognitif tidak hanya mempengaruhi pemahaman anak tentang dunia fisik, tetapi
dunia sosial pula. Karena pemahaman peraturan moral dan sosial adalah penting
dalam sebuah masyarakat, Piaget tertarik bagaimana anak memahami peraturan
tersebut. Piaget mendasarkan teori awal di bidang ini pada observasi yang
dilakukannya terhadap anak-anak berbagai usia yang bermain kelereng. Ia
bertanya kepada anak tersebut tentang asal mula, makna, dan kepentingan
peraturan yangmereka ikuti. Dari jawaban mereka, ia merumuskan empat stadium
perkembangan anak untuk memahami aturan. Dua stadium pertama masuk dalam
periode praoperasional.
*Stadium
pertama timbul pada awal periode praoperasional saat anak mulai terlibat
dalam permainan simbolik. Anak pada tahap ini akan berperan serta dalam sejenis
‘permainan paralel’, bermain dengan anak lain menggunakan mainan yang sama
tetapi tidak dalam cara terorganisasi secara
sosial. Setiap anak cenderung mengikuti sejumlah peraturan
idiosinkratik, menurut keinginan pribadinya sendiri. Sebagai contohnya, seorang
anak mungkin memilih kelereng dengan warna yang berbeda-beda, atau
menggelindingkan kelereng yang besar diikuti dengan semua yang kecil. Dalam hal
ini anak sering mengubah ‘peraturan’ itu sekehendak hatinya, dan mereka tidak
memiliki tujuan kolektif seperti kerja sama atau kompetisi.
*Stadium kedua menempatkan suatu akhir mendadak pada pandangan
peraturan yang mudah berubah itu. Dimulai pada sekitar usia lima tahun, anak
mengembangkan suatu perasaan kewajiban untuk mengikuti peraturan dan
memperlakukan peraturan sebagai perintah moral absolut. Peraturan adalah
permanen, sakral, dan tidak dapat diubah. Sebagai contoh, anak dalam usia ini
cenderung menolak saran bahwa posisi awal pada permainan kelereng dapat diubah
untuk mengakomodasi anak kecil yang mungkin ingin ikut bermain.
Piaget
sampai pada kesimpulan bahwa anak pada stadium ini memiliki realisme moral,
suatu konfusi antara hukum moral dan fisik. Misalnya, jika seorang anak ditanya
hukuman apa yang akan terjadi jika anak berbohong atau mencuri,anak akan
menjawab bahwa Tuhan akan menghukum mereka atau mereka akan ditabrak mobil.
Selain itu, anak akan lebih mempertimbangkan suatu perbuatan berdasarkan
konsekuensi daripada maksud dibalik perbuatan itu.
Kemajuan pemikiran
praoperasional menurut Piaget :
1.
Fungsi simbolis (symbolic function)
Symbolic function
adalah kemampuan anak untuk menggunakan representasi mental (kata-kata, angka,
atau gambar).
2. Pemahaman
identitas
Pemahaman
identitas merupakan kemampuan anak untuk memahami bahwa perubahan artifisial
tidak akan mengubah sifat suatu hal.
3. Pemahaman
sebab-akibat (transduction)
Pemahaman
sebab-akibat merupakan kemampuan anak secara mental untuk mengkaitkan fenomena
partikuler, terlepas dari ada atau tidaknya sebab-akibat yang logis.
4. Pemahaman
terhadap angka
Merupakan
kemampuan anak untuk dapat menghitung dan menangani kuantitas.
5. Kemampuan
mengklasifikasi
Merupakan
kemampuan anak untuk mengklasifikasikan sesuatu ke dalam kategori yang
bermakna.
6. Empati
Merupakan
kemampuan anak untuk bisa membayangkan apa yang dirasakan oleh orang lain.
7. Teori
tentang pikiran
Merupakan
kemampuan anak untuk memahami aktivitas mental dan fungsi dari pikiran.
Aspek-aspek
ketidakmatangan pemikiran praoperasional :
1. Centration
Anak
hanya berfokus dari situasi dan mengabaikan aspek yang lain dan tidak mampu
memikirkan berbagai aspek dari sebuah situasi secara bersamaan. Sebagai contoh,
seorang anak akan mengatakan bahwa tanah liat yang berbentuk panjang lebih
banyak dari tanah liat yang berbentuk bulat padahal banyaknya sama. Anak tidak
dapat memperhatikan panjang dan ketebalan tanah liat secara serantak.
2. Irreversabiltas
Kegagalan
anak dalam memahami bahwa dalam sebuah operasi dapat berlangsung dua arah atau
lebih. Sebagai contoh, anak tadi tidak menyadari bahwa tanah liat yang
berbentuk panjang dapat diubah ke bentuk bulat kembali.
3. Fokus
pada keadaan daripada transformasi
Kegagalan
anak dalam memahami signifikasi transformasi di antara beberapa keadaan.
Sebagai contoh, anak praoperasional belum mendapatkan konservasi, mereka gagal
untuk mengetahui bahwa jumlah air akan tetap meskipun dituang dari gelas pendek
dan lebar ke gelas panjang dan kecil.
4. Penalaran
transduktif
Anak
melihat sebuah sebab-akibat meskipun pada kenyataannya tidak ada. Sebagai
contoh, Ani memarahi saudaranya, kemudian saudaranya jatuh sakit, Ani merasa
bahwa ia yang membuat saudaraya sakit.
5. Egosentris
Anak
mengpersepsikan bahwa semua orang lain merasa hal yang sama dengan mereka.
6. Animisme
Anak
mengatribusikan kehidupan pada benda-benda mati.
7. Ketidakmampuan
membedakan tampilan luar dengan realitas. Sebagai contoh, Ani bingung ketika
melihat gabus yang mirip batu, ia mengatakan bahwa gabus itu adalah batu.
Melalui pergaulan atau hubungan
sosial, baik dengan orang tua, anggota keluarga, orang dewasa lainnya maupun
teman bermainnya, anak
mulai mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial.
Menurut Hurlock (1980 : 81) perilaku sosial anak-anak pra sekolah
dapat dikategorikan menjadi dua pola yaitu pola perilaku sosial dan tidak
sosial:
a) Pola Sosial
1.
Meniru
Agar sama dengan kelompok, anak meniru
sikap dan perilaku orang yang sangat ia kagumi.
2.
Persaingan
Keinginan untuk mengungguli dan
mengalahkan orang-orang lain.
3.
Kerjasama
Pada akhir tahun ketiga bermain
kooperatif dan kegiatan kelompok mulai berkembang dan meningkat dengan baik
dalam frekwensi maupun lamanya berlangsung, bersamaan dengan meningkatnya
kesempatan untuk bermain dengan anak lain.
4.
Simpati
Karena simpati menumbuhkan
pengertian tentang perasaan-perasaan dan emosi orang lain.
5.
Empati
Seperti halnya simpati, empati
menumbuhkan pengertian tentang perasaan dan emosi orang lain tetapi di samping
itu juga membutuhkan kemampuan untuk membayangkan diri sendiri di tempat orang
lain.
b) Pola Tidak Sosial
1.
Negativisme
Negativisme atau melawan otoritas
orang dewasa.
2.
Agresif
Perilaku agresif meningkat antara
usia dua atau empat tahun.
3.
Perilaku Berkuasa
Perilaku Berkuasa atau merajai mulai usia
sekitar tiga tahun.
4.
Memikirkan Diri Sendiri
Karena cakrawala sosial anak
terutama terbatas di rumah, anak-anak seringkali memikirkan diri sendiri,
dengan meluasnya cakrawala lambat laun perilaku memikirkan diri sendiri
berkurang tetapi perilaku murah hati masih sangat sedikit.
5.
Mementingkan Diri Sendiri
Seperti halnya perilaku memikirkan
diri sendiri lambat laun diganti oleh minat dan perhatian kepada orang-orang
lain, cepatnya perubahan ini bergantung pada banyaknya kontak orang-orang di
luar rumah dan berapa besar keinginan mereka untuk diterima teman-temannya.
v
Perkembangan
Kepribadian
Pola kepribadian yang dasarnya
telah diletakkan pada
masa bayi, mulai berbentuk dalam masa awal kanak – kanak. GLASNER mengatakan : bahwa konsep diri anak “ terbentuk di dalam rahim hubungan keluarga ”. Dengan berjalannya periode awal masa kanak-kanak, maka anak semakin banyak
berhubungan dengan teman-teman sebayanya, baik di lingkungan tetangga, sekolah
maupun di pusat perawatan anak. Sikap awal teman-teman, anggota keluarga sangat
berperan penting. Karena sekali dasar untuk konsep diri telah diletakkan maka
agak sulit untuk diubah.
Kondisi – kondisi yang membentuk konsep diri pada awal masa kanak – kanak :
1.
Cara pelatihan
anak.
2.
Cita –
cita orang tua.
3.
Posisi
urutan.
4.
Kelompok minoritas.
5.
Ketidaknyamanan lingkungan.
2.5. Psikologi Perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir
Masa
kanak-kanak akhir (late childhood) berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba
saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada awal dan akhirnya, masa
kanak-kanak akhir ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian
pribadi dan penyesuaian sosial anak. Permulaan masa akhir kanak-kanak ditandai
dengan masuknya anak ke kelas satu Sekolah Dasar (SD). Bagi sebagian besar
anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupan anak, juga bagi
anak yang telah pernah mengalami situasi pra-sekolah selama setahun. Sementara
menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan baru dari kelas satu, kebanyakan
anak berada dalam keadaan tidak seimbang; anak mengalami gangguan emosional
sehingga sulit untuk hidup bersama dan bekerja sama.
Selama
setahun atau dua tahun terakhir dari masa kanak-kanak terjadi perubahan fisik
yang menonjol dan hal ini juga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai
dan perilaku dengan menjelang berakhirnya periode ini dan anak mempersiapkan
diri, secara fisik dan psikologis, untuk memasuki masa remaja.
Tibanya
akhir masa kanak-kanak dapat dengan tepat diketahui, tetapi orang tidak dapat mengetahui secara tepat
kapan periode ini akan berakhir, karena periode kematangan seksual yaitu
kriteria yang digunakan untuk memisahkan masa kanak-kanak dengan masa remaja
yang timbulnya tidak selalu pada waktu yang sama. Ini disebabkan perbedaan
kematangan seksual anak laki-laki dan perempuan . ada anak yang mengalami masa
kanak-kanak yang lebih dan ada pula yang lebih singkat.
1.
Pandangan
Masa Kanak-Kanak Akhir
ü Pandangan Orang Tua
Bagi
banyak orang tua akhir masa kanak-kanak itu merupakan :
Masa
yang menyulitkan :
Suatu masa di mana anak tidak lagi mau mendengar dan
tidak menuruti perintah orang tuanya dan lebih banyak dipengaruhi oleh teman
sebaya mereka dibanding orang tua ataupun keluarga.
Masa
yang tidak rapih (The dirty age) : Suatu masa di mana anak
tidak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan, dan kamarnya
sangat berantakan. Sekalipun ada peraturan yang ketat dalam keluarga, sang anak
hanya mematuhi dalam beberapa aturan, kecuali si orang tua mengharuskannya
ataupun memberikannya hukuman.
Masa
bertengkar :
Suatu masa di mana banyak terjadi pertengkaran antar
keluarga dan suasana rumah yang tidak menyenagkan bagi semua anggota keluarga.
Dalam keluarga yang terdiri dari anak laki-laki dan perempuan sudah tak dapat
dipungkiri jika anak laki-laki mengejek saudara perempuannya, suatu pola
perilaku yang berasal hubungannya dengan teman-teman di luar rumah. Kalau anak
perempuan membalas, terjadilah pertengkaran dalam bentuk ejek-ejekan atau
serangan fisik. Pola perilaku ini banyak ditemukan dalam keluarga yang anaknya
terdiri dari anak laki-laki dan anak perempuan.
ü Pandangan Para
Pendidik/ Guru
Masa
bersekolah :
Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh
dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian
diri pada kehidupan dewasa; dan mempelajarai pelbagai keterampilan penting
tertentu, bvaik keterampilan kurikuler maupun ekstra kurikuler.
Masa
kritis :
Para pendidik/Guru memandang periode ini sebagai
periode kritis dalam dorongan berprestasi. Suatu masa di mana anak membentuk
kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. Sekali
terbentuk, kebiasaan untuk bekerja di bawah, di atas atau sesuai dengan
kemampuan cenderung menetap sampai dewasa. Telah dilaporkan bahwa tingkat
perilaku berprestasi pada masa kanak-kanak mempunyai korelasi yang tinggi
dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa.
ü Pandangan Ahli Psikologi
Masa
berkelompok :
Suatu masa di mana perhatian utama anak tertuju pada
keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok, terutama
kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya.
Masa
penyesuaian diri : Oleh karena itu, anak ingin menyesuaikan dengan standar yang
disetujui kelompok dalam penampilan, berbicara, dan perilaku agar mereka
diterima dalam berkelompok. Seperti yang telah dijelaskan oleh Church dan Stone
(28) : Bagi anak 7 atau 8 tahun, ukuran “dosa”yang
paling buruk berbeda dari ukuran anak lain.. Ia meniru pakaian dan perilaku
anak yang lebih tua dan mengikuti peraturan kelompok sekalipun bertentangan
dengan peraturan dirinya, keluarga, dan peraturan sekolah.
Masa
kreatif :
Suatu masa dalam rentang kehidupan di mana akan
ditentukan apakah anak-anak akan menjadi konformis atau pencipta karya yang
baru dan orisinil. Meskipun dasar-dasar untuk ungkapan kreatif diletakkan pada
awal masa kanak-kanak, namun kemampunan untuk menggunakan dasar-dasar ini dalam
kegiatan-kegiatan orisinil pada umumnya belum berkembang sempurna sebelum anak
mencapai tahun-tahun akhir masa kanak-kanak.
Masa
bermain :
Suatu masa yang bukan diartikan bahwa pada masa
kanak-kanak akhir lebih banyak meluangkan waktu untuk bermain. Melainkan
kanak-kanak akhir disebut usia bermain karena luasnya minat dan kegiatan
bermain. Yakni terdapat tumpang tindih antara ciri-ciri bermain anak-anak yang
lebih muda dengan ciri-ciri bermain anak-anak remaja
2.
Karakteristik
Perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir
Perkembangan Fisik
Akhir masa
kanak-kanak merupakan periode pertumbuhan yang lambat dan relatif seragam
sampai mulai terjadinya perubahan-perubahan pubertas, kira-kira dua tahun
sebelum anak secara seksual menjadi matang pada saat mana pertumbuhan
berkembang pesat.
Pertumbuhan
fisik mengikuti pola yang dapat diramalkan meskipun sejumlah perbedaan dapat
terjadi. Bentuk tubuh mempengaruhi tinggi dan berat dalam akhir masa
kanak-kanak.
Kesehatan dan gizi yang baik
merupakan factor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Semakin baik
kesehatan dan dan gizi, anak cenderung semakin besar dari usia ke usia
dibandingkan dengan anak yang kesehatan dan gizi nya kurang.
Ketegangan
emosional juga mempengaruhi pertumbuhan fisik, anak yang tenang
lebih cepat dari pada anak yang mengalami gangguan emosiaonal, meskipun
gangguan emosional lebih banyak mempengaruhi berat dari pada tinggi.
Perkembangan Kognitif
Berdasarkan teori piaget, pada usia 6-12 dikenal
dengan tahap konkret operasional. Pemikiran konkret operasional melibatkan pemikiran
operasional, kemampuan pengategorian, dan penalaran logis dalam konteks konkret
atau bukan abstrak. Anak dapat bernalar secara logis mengenai kejadian-kejadian
konkret dan mengelompokkan benda-benda dalam kategori yang berbeda-beda. Ketika
anak-anak berusia di bawah 7 tahun diperlihatkan dua gelas lebar berisi air
yang sama banyaknya, mereka akan dengan mudah memandang kedua gelas tersebut
memiliki jumlah air yang sama banyaknya. Namun ketika air dalam salah satu
gelas dituangkan ke dalam gelas yang sempit tinggi, mereka biasanya
berpikir gelas tinggi berisi lebih banyak air karena itu lebih tinggi.
Anak di atas usia 7 tahun yang berada pada periode operasional
konkret tidak tertipu oleh penampilan dengan cara ini. Menurut Piaget,
anak-anak operasional konkret mampu menangani masalah konservasi karena pikiran
mereka lebih decentered, yang berarti bahwa mereka bisa memikirkan lebih dari
satu hal pada suatu waktu. Konservasi yakni keyakinan bahwa sifat tertentu dari
suatu benda atau peristiwa cenderung menetap walau terjadi perubahan dangkal.
Perkembangan
Emosi-Sosial
Industry vs inferiority muncul kurang lebih pada usia
6 tahun hingga puber. Anak-anak dapat mencapai industry dengan menguasai
pengetahuan dan keterampilan intelektual. Ketika mereka gagal menguasai hal
tersebut, mereka akan merasa inferior. Pada akhir masa kanak-kanak, mereka akan
siap untuk mengalihkan energi mereka untuk mempelajari kemampuan akademik. Bila
tidak, mereka akan membangun rasa tidak mampu dan tidak produktif.
Tidak seperti pada waktu lainnya, anak-anak menjadi
lebih antusias dibandingkan masa kanak-kanak awal yang dipenuhi imajinasi.
Seiring dengan masuknya anak-anak ke usia sekolah dasar, mereka mengarahkan
energi mereka untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan intelektual. Bahaya
yang dihadapi pada tahap ini melibatkan perasaan tidak mampu dan tidak
produktif.
Anak-anak memasuki periode ini
memiliki hubungan yang dekat dengan orang tua mereka. Meskipun tetap penting hubungan dengan teman sebaya menjadi
semakin signifikan selama periode tersebut. Sebelum usia 7 tahun, anak-anak memiliki persahabatan,
tetapi mereka umumnya tidak bertahan lama dan biasanya tidak dekat. Setelah menginjak usia 7 tahun, persahabatan sebaya menjadi lebih
penting untuk anak-anak dan cenderung bertahan lebih lama. Persahabatan kelompok atau teman dekat juga muncul selama tahap operasional
konkret. persahabatan kebanyakan dengan anggota dari jenis kelamin yang sama,
dan mereka yang lawan jenis pada umumnya "hanya teman" meskipun istilah pacar bebas digunakan, tapi tidak dalam arti dewasa.
3.
Kategori
Keterampilan Masa Kanak-Kanak Akhir
1)
Keterampilan
menolong diri sendiri
Anak
yang lebih besar harus dapat makan, berpakaian, mandi, dan berdandan sendiri
hampir secepat dan semahir orang dewasa, dan keterampilan tidak memerlukan perhatian
sadar yang penting pada awal masa kanak-kanak.
2)
Keterampilan
menolong orang lain
Keterampilan
menurut kategori ini bertalian dengan menolong orang-orang lain. Di rumah
mencakup membersihkan tempat tidur, membersihkan debu dan menyapu; di sekolah mencakup
mengosongkan tempat sampah dan membersihkan tempat tuils; dan di dalam kelompok
bermain mencakup menolong membuat rumah-rumahan atau merencanakan lapangna
basket.
3)
Keterampilan
bersekolah
Di
sekolah, anak mengembangkan pelbagai keterampilanyang diperlukan untuk menulis,
menggambar, melukis, memebentuk tanah liat, menari, mewarnai dengan krayon,
menjahit, memasak, dan pekerjaan tangan dengan menggunakan kayu.
4)
Keterampilan
bermain
Anak
yang lebih besar belajar pelbagai keterampilan seperti melempar dan menangkap
bola, naik sepeda, sepatu roda, dan berenang.
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan
- Perkembangan
adalah pematangan pada fungsi sel sel di tubuh manusia, dalam dunia psikologi berarti perubahan yang dapat
mencerminkan sifat sifat yang dimiliki, sedangkan pertumbuhan dalam arti
biologi yaitu berubah nya ukuran ( kuantitatif) seperti tinggi , berat dsb, dalam psikologi yaitu
perubahan ukuran badan dan fisik fisik lain.
- Didalam
perkembangan terdapat fase fase sebagai berikut: Permulaan kehidupan (
konsepsi); Fase prenatal ( dalam kandungan); Proses kelahiran( + 0-9
bulan); Masa bayi/anak kecil (
0-1 tahun); Masa kanak kanak ( 1-5 tahun); Masa anak-anak ( 5-12 tahun);
Masa remaja ( 12-18 tahun); Masa
dewasa awal ( 18-25tahun); Masa dewasa
( 25-45 tahun); Masa dewasa akhir ( 45-55); Masa akhir kehidupan ( 55 tahun keatas).
- Ada
tiga teori perkembangan, yaitu : Nativisme, Emperisme, Konvergensi.
Perkembangan Masa Bayi
- Perkembangan
masa bayi melalui tiga tahap perkembangan, yakni prenatal, neonatal, dan
pascanatal di mana pada setiap tahapnya terjadi pertumbuhan dan
perkembanganbaik dari fisik, kognitif, dan social
learning secara bertahap.
Perkembangan Masa
Kanak-Kanak Awal
- Perkembangan
fisik ditandai dengan tubuh anak yang bertambah tinggi dan kurus.
- Perkembangan
kognitif anak disebut dengan tahap praoperasional, yaitu tahap di mana anak
belum memahami aturan dan operasi tertentu.
- Perkembangan
sosial anak terdiri dari pola sosial dan tidak sosial.
- Perkembangan
kepribadian anak dipengaruhi oleh orangtua serta lingkungannya.
Perkembangan Masa
Kanak-Kanak Akhir
-
Perkembangan fisik pada masa ini yaitu tubuh tumbuh dengan lambat dan ingatan
serta keterampilan meningkat.
- Perkembangan
kognitif anak disebut dengan tahap operasional yaitu tahapan di mana anak sudah
dapat berpikir dengan logika dan lebih konkret.
- Perkembangan
emosi dan sosial anak ditunjukkan dengan anak-anak lebih antusias terhadap
sesuatu.
REFERENSI
Hurlock Elizabeth B.
1980 Psikologi Perkembangan Jakarta:
Erlangga
King Laura A. 2010 Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif Jakarta:
Salemba Humanika
Lahey Benjamin B. 2005 Psychology An Introduction 9th
edition New York: McGraw-Hill Book Company
Atkinson,
Rita L. Atkinson, Richard C. Smith, Edward E. Bem, Daryl J. Pengantar Psikologi Jilid Satu. Interaksara:
2010
Ahmad Abu. 2009 Psikologi
Umum Jakarta: Rineka Cipta
Blog
Alia Fauziah
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Nanang%20Erma%20Gunawan,%20S.Pd./002.%20Perkmb%20Anak%20Akhir%20PowerPoint%20-%20Prof%20Partini%20Tim.pdf
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&sqi=2&ved=0CEkQFjAI&url=http%3A%2F%2Frobbiizza.files.wordpress.com%2F2010%2F04%2Fperkembangan-fisik-pada-masa-bayi.doc&ei=WYyBUNejCYbUrQeB84CgDg&usg=AFQjCNGa1mXN3yZqGC_lKNsbsFKrSxczzg&sig2=RiPJ7S_nnHF1nrwnvQ6sdQ/12:27
Langganan:
Postingan (Atom)