Sabtu, 22 Juni 2013

Psychestra Harmony

Add caption























Makalah Psikologi Perkembangan 1 (PUM 1)

Kelompok:
1. Ade Rahmayani siregar
2. M.Ikhsan pratama
3. Lina Sentosa
4. Dika Lestari

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.      Studi Kasus
             Feral Children atau Mowgli Syndrome adalah mereka yang telah ditinggalkan atau hilang ditempat yang terisolasi secara sosial selama bertahun tahun sehingga berpengaruh terhadap pembentukan karakter seorang anak. Salah satu kasus anak feral adalah kasus yang dialami oleh Genie Wiley.                                                  
            Pada 4 November 1970 Genie dibawa ke kantor kesejahteraan di California oleh ibunya, yang mengaku bahwa ia dan putrinya menjadi korban pelecehan dari suami wanita itu. Genie kelihatan seperti seorang anak yang berusia sekitar enam atau tujuh tahun, tetapi ketika pekerja sosial mengetahui bahwa Genie sebenarnya tiga belas tahun, dia menghubungi polisi. Kemudian terungkap bahwa Genie telah terkunci di sebuah ruangan sendirian selama lebih dari sepuluh tahun. Kamar tidur itu dipagar dengan kawat. Genie hidup seperti itu selama 13 tahun. Malam hari, ia menghabiskan harinya dengan terkunci di tempat tidur dan pada siang hari, ia diikat di toilet.Dia tidak bisa mengunyah makanan padat dan hampir tidak bisa menelan. Dia meludah dan mengendus terus-menerus dan matanya tidak bisa fokus melebihi 12 meter.
Mowgli Syndrome dipengaruhi oleh :
-Komunikasi
Anak-anak memperoleh keterampilan bahasa sebagai sarana untuk berinteraksi dengan orang lain di lingkungan mereka. Anak liar hidup dalam isolasi tanpa manusia lain untuk berkomunikasi. Dengan demikian, Feral children tidak mengembangkan kemampuan bahasa. Feral children mungkin meniru suara binatang, seperti panggilan menggonggong atau burung.       
-KeterampilanBahasa
Feral children biasanya tidak pernah memperoleh penuh fungsi kemampuan bahasa setelah kembali ke peradaban manusia. Beberapa dapat belajar beberapa kata atau bahasa isyarat. Kedua akuisisi bahasa verbal dan bahasa isyarat memerlukan proses neurologis yang sama.
-TimeFrame
Banyak ilmuwan percaya bahwa perkembangan bahasa harus terjadi selama bertahun-tahun dari anak usia dini. Setelah anak melewati masa kanak-kanak tanpa paparan bahasa manusia, kemampuan bawaan untuk belajar bahasa dan proses dapat sebagian besar hilang karena perubahan neurologis yang terjadi sekitar waktu pubertas. Secara khusus, anak-anak ini mengalami kesulitan besar mempelajari aspek tata bahasa dan sintaksis bahasa. Hasil terbaik dari masa belajar adalah ketika anak-anak menerima pengajaran bahasa sebelum masa pubertas.
  
1.2.      Latar Belakang
Perkembangan adalah perubahan ke arah kemajuan menuju terwujudnya hakekat manusia yang berkualitas. Perkembangan memiliki sifat holistik atau kompleks yang terdiri dari berbagai aspek, baik fisik maupun psikis, terjadi secara bertahap, dan ada variasi individu.
Perkembangan individu memiliki beberapa prinsip yaitu: Never ending process (perkembangan tidak akan pernah berhenti). Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi, baik itu aspek emosional, aspek disiplin, aspek agama dan aspek sosial. Perkembangan mengikuti pola atau arah tertentu karena perkembangan individu dapat terjadi perubahan perilaku yang dapat dipertahankan atau bahkan ditinggalkan.
Perkembangan merupakan proses yang tidak akan berhenti dan setiap perkembangan memiliki tahapan-tahapan yaitu :
·         masa prenatal
·         masa bayi
·         masa kanak-kanak awal
·         masa kanak-kanak akhir
·         masa remaja
·         masa awal dewasa
·         masa pertengahan dewasa
·         masa akhir dewasa
    
Oleh karena itu diperlukan kajian lebih lanjut mengenai tahapan-tahapan dalam perkembangan manusia ini, yang akan dibahas pada makalah psikologi perkembangan 1, yang terdiri dari masa prenatal, masa bayi, masa kanak-kanak awal, dan masa kanak-kanak akhir.

1.3.      Rumusan Masalah
·      Apa yang dimaksud dengan perkembangan?
·      Apa saja teori yang membahas tentang perkembangan?
·      Tahap apa saja yang terjadi dalam perkembangan manusia?
·      Bagaimana pola perilaku individu dalam suatu tahap perkembangan?

1.4.      Tujuan
·      Untuk mengetahui tingkah laku individu itu sesuai atau tidak dengan tingkat usia/perkembangannya.
·      Untuk mengetahui tingkat pemampuan individu pada setiap fase perkembangannya.
·      Untuk mengetahui kapan individu bisa diberi stimulus pada tingkat perkembangan tertentu.
·      Agar dapat mempersiapkan diri dalam menghadapi perubahan-perubahan yang akan dihadapi anak.
·      Khusus bagi guru, agar dapat memilih dan memberikan materi dan metode yang sesuai dengan kebutuhan anak.
 

BAB II
PEMBAHASAN
2.1.     Konsep Dasar Perkembangan
Manusia itu pasti mengalami perkembangan dan pertumbuhan, yang jadi masalah kemana perkembangan dan pertumbuhan mengarah, positif kah atau negative kah?. Perkembangan dan Pertumbuhan itu sama- sama memiliki arti berubah (bertambah atau berkurang), yang membedakannya yaitu dari enis perubahannya.
Perkembangan dalam arti biologi yaitu pematangan pada fungsi sel sel di tubuh manusia, dalam dunia psikologi berarti perubahan yang dapat mencerminkan sifat sifat yang dimiliki, sedangkan pertumbuhan dalam arti biologi yaitu berubah nya ukuran (kuantitatif) seperti  tinggi , berat dsb, dalam psikologi yaitu perubahan ukuran badan dan fisik fisik lain.
Perkembangan adalah proses yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan (maturity) yang berlangsung secara sistematik (Lefrancois,1975), progresif (Witherington,1952, dan berkasinambungan (Hurlock, 1956) baik pada aspek maupun psikis. (Abin Syamsudin,1996).
Perkembangan adalah perubahan kualitatif yang mengacu pada mutu fungsi organ jasmaniah, bukan organ jasmaniahnya itu sendiri (Muhibbin Syah, 1996).
Dalam perkembangan terdapat fase fase sebagai berikut:
1.      Permulaan kehidupan (konsepsi)
2.      Fase prenatal (dalam kandungan)
3.      Proses kelahiran(+ 0-9 bulan)
4.      Masa bayi/anak kecil (0-1 tahun)
5.      Masa kanak kanak (1-5 tahun)
6.      Masa anak-anak (5-12 tahun)
7.      Masa remaja (12-18 tahun)
8.      Masa dewasa awal (18-25tahun)
9.      Masa dewasa (25-45 tahun)
10.  Masa dewasa akhir (45-55)
11.  Masa akhir kehidupan (55 tahun keatas)

Prinsip-Prinsip perkembangan
1.    Adanya perubahan
ciri - ciri perubahan:
Ø perubahan ukuran
Ø Perubahan proporsi (perubahan perbandingan antara kepala dan tubuh pada seorang anak
Ø Hilangnya ciri lama (egosentrisme > prososial)
Ø Mendapatkan ciri baru
2.    Perkembangan awal lebih kritis daripada perkembangan selanjutnya.
3.    Perkembangan merpakan hasil proses kematangan dan belajar.
Perkembangan anak akan sangat dipengaruhi oleh proses kematangan yang secara potensi sudah ada pada individu yang dibawa dari keturunan. Perkembangan anak juga dipengaruhi oleh belajar.
4      Pola perkembangan dapat diramalkan
Chepalocaudal > perkembangan yang menyebar ke seluruh tubuh dari kepala ke kaki yang berarti perkembangan yang pertama tama terjadi dari kepala hingga kaki.
Proximodistal > perkembangan dari yang dekat ke jauh. Contoh kemampuan jari jemari anak yang terlebih dahulu didahului oleh keterampilan lengan.
5      Pola perkembangan mempunyai karakteristik yang dapat diramalkan
6      Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan
7      Setiap tahap perkembangan memiliki bahaya yang potensial.

2.2. Teori-Teori Perkembangan
1.   Teori Nativisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia itu akan ditentukan oleh factor nativus, yaitu factor keturunan yang merupakan penentu sikap pada saat dilahirkan. Teori berpendapat seolah-olah factor dari lingkungan seperti belajar atau pendidikan tidak berpengaruh. (Schopenhauer, bigot, kohstamm, Palland, 1950).
Teori ini menimulkan seakan-akan manusia sudah ditentukan sifatnya saat dilahirkan. Misalnya dia dilahirkan bersifat baik maka dia akan baik kedepannya, sebaliknya jika dilahirkan bersifat jelek maka kedepannya tetap, yang tidak dapat diubah oleh lingkungan.
2.   Teori Empirisme
Teori ini menyatakan bahwa perkembangan manusia akan dintentukan empirisnya atau pengalamannya yang diperoleh selama perkembangan individu itu. Penglaman-pengalaman itu bias berupa pendidikan. Menurut teori ini, manusia dilahirkan seperti kertas putih dan bersih yang belum ada tulisan-tulisannya. Kemudian apa yang akan terjadi pada individu itukedepannya, tergantung pada apa yang akan dituliskannya di kertas tersebut. Teori ini dalam pendidikan menimbulkan pandangan optimis kalau pendidikan merupakan usaha untuk mengubah individu tersebut atau membentuk pribadinya. (John Locke, teori tabularasa).
3.   Teori Konvergensi
Teori ini merupakan gabungan dari kedua teori diatas. Teori ini mengatakan bahwa individu yang dilahirkan akan terbentuk pribadinya dari faktor turunagn (sifat) dan faktor lingkungan. Seperti yang dikatakan W.Stern bahwa pembawaan atau pengalaman atau lingkungan mempunyai peranan penting dalam perkembangan individu.

2.3. Psikologi Perkembangan Masa Bayi
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran dan jumlah sel serta jaringan interseluler, bertambahnya ukuran fisik dan struktur tubuh sebagian atau keseluruan, sehingga dapat di ukur dengan satuan panjang dan berat.
Perkembangan adalah bertambahnya struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam kemampuan gerak kasar, gerak halus, bicara dan bahasa, serta sosialisasi dan kemandirian. Perkembangan juga dapat diartikan sebagai perubahan suatu individu dari satu arah ke arah yang lebih baik atau sempurna, yang dimulai dari proses terbentuknya individu sampai kepada kematian dan proses ini berlangsung secara terus menerus dalam kehidupan makhluk hidup.
Sedangkan pada perkembangan bayi dapat di amati banyak hal, mulai dari proses bayi sebelum atau sesudah bayi itu ada dalam kandungan hingga ia lahir kedunia, ciri – ciri bayi selama di dalam dan di luar kandungan, pertumbuhan fisik, motorik, mental dan sebagainya, serta cara – cara si bayi dalam berinteraksi dengan lingkungan di sekitarnya. Proses – proses tersebut antara lain :
·         Perkembangan Masa Pranatal (kehamilan)
·         Perkembangan Masa Neonatal (Bayi Baru Lahir)
·         Perkembangan Bayi
Setiap Proses memiliki penjelasannya masing – masing yang dapat menguatkan keberadaan proses tersebut dan membantu pembaca untuk mengetahui proses perkembangan bayi tersebut secara lebih lengkap.
1.  Perkembangan Masa Prenatal
Tahap prenatal adalah tahap awal/proses bagaimana bayi itu bisa berada dan berkembang di dalam rahim ibunya. Proses tersebut berawal ketika sperma menembus tempat dimana sel telur berada yang kemudian mengalami fertilisasi. Dan hasilnya adalah satu atau lebih zigot, yang kemudian zigot tersebut berkembang menjadi janin dan janin berkembang menjadi bayi yang telah siap untuk terlahir kedunia. 
Lamanya periode prenatal ini adalah 280 hari atau ± 40 minggu sejak dari pembuahan. Seperti yang Hurlock katakana bahwa orang awam menghitung kehamilan selama 9 bulan kalender. Pada perkembangan pre natal ini jugalah kita dapat melihat empat hal penting yang akan terjadi saat perkembangan bayi tersebut, yakni: penentuan bakat bawaan, penentuan jenis kelamin, penentuan jumlah anak, dan penentuan urutan anak. Semua proses tersebut akan dibagi lagi kedalam tiga tahap yaitu :
*     Tahap Germinal
Tahap ini berajalan dari awal pembuahan hingga 2 minggu pertama. Dimana dalam tahap ini terjadi proses pertemuan antara sel telur dengan sperma yang kemudian menghasilkan zigot. Pada tahap ini juga beberapa pembelahan yang diantaranya adalah pembelahan blastocyts, yaitu lapisan bagian dalam yang nantinya berkembang menjadi embrio. Pembelahan trophoblast, yaitu lapisan luar yang menyediakan gizi dan dukungan bagi embrio.
Dan yang terakhir adalah pembelahan implantation, yakni proses melekatnya zigot ke dinding kandungan yang berlangsung 10 hari setelah pembuahan. Setelah zigot menempel, maka calon bayi tersebut akan terhubung secara langsung dengan ibunya dari tali placenta yang berujung pada pusat si calon bayi.
*     Tahap Embrio
Tahap ini berlangsung mulai dari minggu ke-3 hingga minggu ke-8, yang disebut juga sebagai trimester pertama. Pada tahap embrio, pembelahan sel terus meningkat dari awal tahap germinal. Dan saat zigot benar – benar menempel pada rahim, maka akan terbentuk dua lapisan, yaitu: laipsan endoderm, yaitu lapisan dalam yang berkembang menjadi system pencernaan dan system pernafasan pada bagian dalam tubuh, serta lapisan ectoderm, yaitu lapisan paling luar yang akan berkembang menjadi system syaraf, reseptor sensorik, dan bagian kulit pada permukaan kulit.
Kemudian pada bagian tengahnya terdapat lapisan mesoderm, yaitu yang akan menjadi system peredaran darah , tulang, otot, system pembuangan, dan system produksi. Secara langsung, sebagian dari organ tubuh manusia sudah mulai terbentuk pada tahap ini. Namun, karena ukuran panjangnya hanya berkisar 1 inci, maka bagian – bagian tubuh embrio tersebut belum sepenuhnya berbentuk tubuh orang dewasa akan tetapi merupakan manusia dalam bentuk yang kecil.
*     Tahap Fetus
Periode ini dimulai dari minggu ke-9, dimana sebelumnya embrio telah berkembang menadi sel – sel tulang.  Pada tahap ini, embrio berubah nama menjadi janin hingga akhirnya menjadi bayi, dimana pertambahan ukurannya terjadi begitu cepat. Organ dan otot menjadi terorganisir bahkan  sudah dapat saling berhubungan satu dengan yang lainnya.
Pada bulan ke-4, menurut psikologi islam janin tersebut telah ditiupkan padanya ruh dan janinnya telah berbentuk selayaknya manusia serta si ibu pun dapat merasakan gerakan – gerakan kecil yang di lakukan oleh si bayi. Kemudian pada permulaan bulan yang ke-7, pada si bayi telah mulai tumbuh rambut, dapat bergerak – gerak berupa gerakan menutup, membuka, mereguk, menelan, bahkan menghisap jari. Pada tahap ini bayi juga sudah mampu menggerakkan matanya untuk mulai berkedip sedikit demi sedikit.
Selanjutnya, pada minggu ke-13 hingga minggu ke-24, fetus terus bertambah besar. Neuron pada otak sudah tebentuk sejak minggu ke-24. Pada minggu berikutnya, fetus telah memiliki pertahanan yang kuat baginya saat nantinya bayi siap dilahirkan. Lemak pada bawah kulit semakin bertambah, anti bodi pun ditransfer dari ibu kepada bayi untuk menjaga dari segala penyakit. Dan pada akhirnya posisi fetus tersebut pun berputar arah untuk persiapan lahir ke dunia.
Selain dari proses tumbuh kembangnya bayi, pada masa prenatal ini jugalah kita melihat setiap perubahan yang terjadi pada janin dari minggu ke minggu. Perubahan secara lebih jelas dan pasti, yaitu:
o    Trismester Pertama
Konsepsi ke - 4 minggu
4 - 8 minggu
8 - 12 minggu
• Panjangnya kurang dari 1/10 inci

  Panjangnya kurang dari 1 inci
• Panjangnya sekitar 3 inci dan beratnya sekitar 1 0ns

• Awal perkembangan susunan tulang belakang, system syaraf, usus, jantung dan paru - paru

• Wajah sudah berbentuk dengan mata, telinga, mulut, dan pucuk gigi yang belum sempurna

  Dapat menggerakkan lengan, kaki, jari tangan, dan jari kaki

  Kantung amniotis membungkus lapisan dasar seluruh tubuh

  Lengan dan kaki bergerak

  Sidik jari muncul

  Disebut ”telur” (ovum)

  Otak mulai menbentuk

• Dapat tersenyum, memberengut, mengisap, dan menelan


• Denyut jantung janin dapat dideteksi dengan ultrasound

• Jenis kelamin dapat dibedakan, hingga bayi dapat kencing


  Disebut ”embrio”.

• Disebut ”fetus” (janin)



o   Trimester kedua
12 - 16 minggu
16 - 20 minggu
20 – 24 minggu
• Panjangnya sekitar 5,5 inci dan beratnya 4 ons

• Panjangnya 10-12 inci dan beratnya 0,5-1 pon

• Panjangnya 11 – 14 inci dan beratnya 1 – 1,5 pon

  Denyut jantung kuat

  Denyut jantung dapat didengar dengan steteskop biasa

• Kulit mengkerut dan tertutup dengan lapisan pelindung (vernix caseosa)

  Kulit tipis, tembus pandang

  Mengisap ibu jari dan tersedak

   Mata sudah terbuka

  Rambut halus (lanugo) menutup tubuh

• Rambut, bulu mata,alis mata mucul

  Meconium berkumpul di dalam usus besar

  Kuku jari tangan dan kuku jari kaki sudah berbentuk


  Mampu memegang dengan kuat

  Gerakan-gerakan terkoordinasi, dapat berguling di dalam cairan amniotis




o   Trimester ketiga
24 – 28 minggu
28 – 32 minggu
32 – 40 minggu
• Panjangnya 14–17 inci dan beratnya 2,5–3 ons

  Panjangnya 16,5 – 18 inci dan beratnya 4 -5 pon

  Panjangnya 19 inci dan beratnya 6 pon

    Bertambah lemak tubuh

  Memiliki periode tidur dan bangun

   Kulit kurang mengkerut

    Sangat aktif

  Berada dalam posisi lahir

   Vernix caseosa tipis

   Gerakan pernafasan yang belum sempurna muncul

  Tulang kepala lembut dan lentur

   Lanugo umumnya hilang


  Zat besi disimpan di dalam hati

   Kurang aktif



   Memperoleh kekebalan dari ibu




2.  Perkembangan Masa Neo Natal (bayi baru lahir)
Neonatal berarti baru lahir, sedangkan bayi yang baru lahir disebut sebagai neonatus dalam istilah medis. Periode neonatal merupakan masa tersingkat dari masa yang lainnya, dimana perkembangannya dimulai sejak bayi lahir hingga 2 minggu. Periode ini terbagi atas periode partunate dan periode neonate. Periode partunate bermula dari keluarnya janin dari rahim ibu dan berakhir setelah tali pusarnya dipotong dan diikat, dimana proses ini terjadi selama 15 hingga 30 menit setelah kelahiran bayi. Sampai proses tersebut selesai, bayi masih disebut sebagai pascamatur (lingkungan di luar tubuh ibu).
Sedangkan periode neonate adalah periode setelah tali pusar bayi dipotong dan diikat hingga ia mempunyai kehidupannya sendiri dan tidak disebut lagi sebagai parasit pada ibunya dan bayi juga harus melakukan penyesuaian pada lingkungan barunya di luar tubuh ibunya hingga 2 minggu ke depan. Selain itu juga akan terjadi penyesuaian radikal. Neonatal terkadang disebut sebagai masa terhentinya perkembangan bagi bayi baru berupa penurunan berat badan dan cenderung kurang sehat, juga disebut masa yang berbahaya baik secara fisik maupun psikis, serta pendahuluan dari perkembangan ke kehidupan bayi selanutnya.
Selain itu, bayi baru lahir juga melakukan beberapa penyesuaian terhadap kehidupan barunya, diantaranya adalah penyesuaian terhadap suhu, bernafas yang ditandai sejak tali pusar diputus, mengisap dan menelan, serta pembuangan yang tidak menggunakan tali pusar lagi. Selain penyesuaian, bayi juga memiliki rentan bahaya cukup tinggi, dimana berat badannya terus berkurang, perilakunya yang tidak teratur, bahkan tingginya angka kematian pada bayi di masa pascanatal ini. Dan bayi juga memiliki batasan untuk penyesuaiannya hingga batas waktu yang sudah ada, diantaranya:
o   Menurut criteria medis            :   tali pusar lepas dari pusarnya
o   Menurut criteria fisiologis       : bayi menjadi gemuk kembali setelah kehilangan berat badan sesudah dilahirkan
o   Menurut criteria psikologis     : bayi sudah menunjukkan kemajuan perkembangan perilaku.
Kemampuan – kemampuan yang seharusnya manusia dewasa miliki pun mulai berkembang pada masa ini, antara lain: kemampuan sensorik, motorik, kognitif, fisik, dan psikososialnya.
·         Kemampuan sensorik
1.      Penglihatan                 : penglihatannya setengah dari penglihatan orang dewasa, yang dikarenakan batang matanya belum berkembang kecuali sekitar fovea.
2.      Pendengaran               : setelah keluar cairan amniotic yang menyumbat telinga bagian tengah, pendengaran bayi menjadi normal dan mulai mengetahui dari mana datangnya suara, menentukan tinggi suara, dan identitas suara.
3.      Penciuman                   : sejak lahir, sel – sel penciuman pada batang hidung telah aktif, sehingga dapat membedakan mana bau yang menyenangkan dan tidak menyenangkan.
4.      Pengecapan                 : dipengaruhi kemampuan penciuman. Sel – sel pengecapan terletak pada permukaan lidah dan daerah pipi, dan dapat merespon reaksi positif jika rasanya manis, reaksi negative jika rasanya asin, asam, dan pahit.
5.      Kepekaan organic       : peka terhadap rasa lapar dan merasa lapar sejak pertama kali dilahirkan.
6.      Kepekaan kulit                        : berkembang sejak lahir. Sehingga bayi peka terhadap rabaan, tekanan, dan suhu.

·         Kemampuan motorik
Kemampuan motorik ini terdiri atas motorik kasar dan motorik halus. Kemampuan motorik kasar meliputi kegiatan – kegiatan otot besar seperti menggerakkan lengan dan berjalan. Kemampuan motorik kasar ini biasanya teradi pada usia 12 hingga 13 bulan.
Kemampuan motorik halus meliputi gerakan yang lebih halus dibandingkan dengan kemampuan motorik kasar, dan mencakup terhadap keterampilan seperti kecekatan jari. Kemampuan ini banyak terjadi pada masa bayi, seperti perkembangan keterampilan meraih dan menggenggam.

·         Kemampuan kognitif
Perkembangan kognitif pada neonatal bermulai dengan segala hal yang berhubungan dengan refleks dan fungsi sensori. Fungsi sensori disini adalah untuk membantu perkembangan kognitif pada bayi baru lahir untuk dapat bias focus pada benda yang berjarak berkisar 8 – 10 inci dari wajahnya dan dapat melihat benda tersebut.
Sedangkan refleks yang dimaksud pada masa neonatal adalah refleks untuk mempertahankan diri yang berupa: Breathing reflex (menghirup dan menghembuskan nafas secara berulang – ulang), Eyeblink reflex (menutup dan mengejapkan mata, Pupilary reflex (menyempitkan pupil mata terhadap cahaya yang lebih terang), Rooting reflex (memalingkan muka saat ia disentuh), sucking reflex (menghisap benda – benda di dekat mulut), dan Swallowing reflex (menelan benda – benda di sekitar mulutnya), serta refleks Psimitif/subkortikal: Babinski reflex (ketika bagian bawah kaki di elus, maka tangan mencengkeram), Grasping reflex (jari – jari bayi mencengkeram benda – benda yang disentuhkan ke bayi).
Selain kognitif jujga dibarengi dengan kemampuan bahasa yang bayi gunakan dengan menangis. Menangis bagi bayi adalah bahasanya yang paling komunikatif dan bisa membuat orang tuanya tahu apa yang sedang ia inginkan. Karena tangisan pertamanya merupakan gerak refleks murni yang teradi ketika udara masuk ke dalam tali suaranya yang tujjuannya untuk memompa paru – paru sehingga terjadi pernafasan dan memberi O2 yang cukup bagi darah. Menurut beberapa ahli psikologi mengatakan bahwa :
·         Immanuel Kant  : sebagai proses rohani manusia terhadap belenggu kepancainderaan yang akan dideritanya. Selain itu, jiwa manusia itu memiliki arti yang jauh lebih luhur daripada materi, serta jiwa menentang proses yang membawanya ke dalam hidup yang tunduk pada materi dan tubuh.
·         Sigmund Freud   : sebagai ekspresi keinginan untuk kembali ke dalam kandungan yang tenang, aman, halus, lembut, dan hangat. Selain itu kelahiran bagi bayi itu sangat mengejutkan hingga ia merasa takut kemudian menangis.
·         Sis Heyter  : sebagai tanda bahwa dia memiliki kesadaran sebagai satu reaksi spontan yang disebabkan oleh dorongan dari dalam. Sedangkan dari segi biologisnya, pertanda berfungsinya paru – paru dan organ lain terhadap kehidupan.

·         Kemampuan fisik
Pada masa neonatal, terjadi penurunan berat badan akibat dari kesulitan menyesuaikan diri secara cepat dengan lingkungan barunya. Mulai tumbuh rambut – rambut halus pada bagian kepala dan punggung. Sedangkan proporsi kepala dengan panjang tubuhnya berkisar 1:4.

·         Kemampuan Psikososial
Selama bulan pertama merupakan awal mulanya ibu dan bayi membangun hubungan yang kuat tumbuh ke pada kedekatan yang dalam. Interaksi ibu selama perawatan rutin pada bayi memperbesar atau justru memperkecil proses kedekatan di antara mereka. Tindakan menyusui, kebersihan dan memberikan rasa nyaman sebanyak mungkin ketika bayi sedang terjaga. Interaksi tersebut sangat membantu terjalinnya hubungan yang dalam antara ibu dengan bayi. Karena periode neonatus merupakan partisipasi yang aktif pada periode ini.


3.  Perkembangan Pasca natal (2 minggu – 2 tahun)
Perkembangan masa bayi adalah periode lanjutan dari masa prenatal dan neonatal. Dimana perkembangan bayi terus meningkat, dan organ – organ pada tubuhnya juga berfungsi secara bertahap hingga sempurna dan dapat melakukan gerakan – gerakan layaknya manusia dewasa. Selain itu, bayi memiliki tugas pada perkembangannya sendiri, yaitu: belajar makan makanan yang padat, belajar berjalan, belajar berbicara, dan belajar menguasai alat pembuangan kotoran.
Perkembangan yang terjadi pada bayi berupa perkembangan fisik, kognitif, emosi, bicara, reaksi social, dan pola bermain dari bayi.
Ø Perkembangan Fisik        :          
·       Pada tahun pertama, peningkatan berat badan lebih besar  dari pada tinggi badannya.
·      Berat badannya pun bertambah hingga 3 kali lebih berat dari waktu ia lahir dan giginya mulai tumbuh 4 hingga 6 gigi susu.
·      Berat otak bayi adalah 1/8 dari berat total tubuh bayi.
·      Pada bulan ke-2, bayi sudah dapat mengangkat kepalanya sendiri dan dapat mengambil objek yang berada di dekatnya.
·      Pada bulan ke-2 hingga ke-5, adalah masa transisi perilaku bayi dari yang refleksif menuju perilaku yang voluntary.
·      Bulan ke-6, bayi sudah mampu membalikkan badannya ke kiri dan ke kanan, mampu duduk sendiri, dan mulai merangkak.
·      Kira – kira usia bayi satu tahun, bayi sudah mulai berajalan sedikit demi sedikit tanpa dibantu dan menggapai benda – benda kecil dengan jari mereka sendiri.
·      Pada usia 2 tahun, bayi telah mampu berjalan dengan sangat baik, penginderaannya berkembang dengan pesat, dan pertambahan berat pada otak semakin pesat. Pada usia ini bayi menerima gelar barunya, yaitu balita.
Ø Perkembangan Kognitif              :          
·      Perkembangan intelegensi yang cepat dan intensif terjadi pada tahun - tahun pertama.
·      Kemampuan kognitifnya berupa: kemampuan untuk belajar dan mengingat, mulai menggunakan symbol – symbol tertentu, sedikit berkembang dalam pemecahan masalahnya, dan pemahaman serta penggunaan bahasa berkembang dengan cepat.
·       Persepsi awal pada masa bayi diperoleh melalui penjelasan sensorik.

Ø Perkembangan Emosi                  :
·      Kemarahan: menjerit, meronta, menendang, mengibaskan tangan, memukul, melonjaklonjak, berguling-guling, & menahan nafas.
·      Ketakutan: menjauhkan diri, merengek, menangis, & menahan nafas.
·      Rasa ingin tahu: menengangkan otot muka, membuka mulut, menjulurkan lidah, memegang barang, membolak-balik barang, melempar atau memasukkan barang tsb ke dalam mulut.
·      Kegembiraan: tertawa, tersenyum, menggerakkan tangan & kakinya.
·      Afeksi: memeluk, menepuk, mencium barang atau orang yang dicintainya.
·      Kematangan dan belajar.

Ø Perkembangan Bicara                 :
 Menurut M.F. Berry & J. Eisenson perkembangan bicara berupa :
·      Refleks Vokalisasi (mengeluarkan suara dengan reflex)
·      Babbling (mengeluarkan suara akibat membutuhkan sesuatu)
·      Lalling (pengucapan kata atau suku kata yang di ulang – ulang)
·      Echollia (meniru suara – suara yang di dengar dari luar)
·      True Speech (bayi mulai dapat berbicara dengan benar)

Ø Reaksi Sosial                                 :
·      Imitasi (peniruan)
·      Shyness (malu)
·      Dependency (ketergantungan)
·      Acceptance of the authority (menerima kekuasaan)
·      Rivalry (persaingan) & resistant behavior
·      Attension seeking (mencari perhatian)
·      Cooperation behavior

2.4. Psikologi Perkembangan Masa Kanak-Kanak Awal
v Perkembangan Fisik
a)      Tinggi
Pertumbuhan tinggi badan tiap tahunnya rata-rata tiga inci. Pada usia enam tahun tinggi anak rata-rata 46,6 inci.
b)      Berat
Pertambahan berat tiap tahunnya rata-rata tiga sampai lima pon. Pada usia enam tahun berat anak harus kurang lebih tujuh kali berat pada waktu lahir. Anak perempuan rata-rata beratnyan 48,5  pon, dan anak laki-laki 49 pon.
c)      Perbandingan Tubuh
Penampilan bayi tidak tampak lagi. Wajah tetap kecil tapi dagu tampak lebih jelas dan leher lebih memanjang. Gumpalan pada bagian-bagian  tubuh berangsur-angsur berkurang dan tubuh cenderung berbentuk kerucut , dengan perut yang rata, dada yang lebih bidang, bahu lebih luas, serta lengan dan kaki lebih panjang, lurus dan besar.
d)     Postur Tubuh
Perbedaan dalam postur tubuh untuk pertama kalinya tampak jelas pada masa anak-anak. Ada yang posturnya gemuk lembek (endomorfik), ada yang kuat berotot (mesomorfik), dan ada yang relatif kurus (ektomorfik).
e)      Tulang dan Otot
Tingkat pengerasan otot bervariasi pada bagian-bagian tubuh mengikuti hukum perkembangan arah. Otot menjadi lebih besar, lebih kuat dan lebih berat, sehingga anak terlihat lebih kurus meskipun beratnya bertambah.
 f)       Lemak
Anak-anak yang cenderung bertubuh endromofik lebih banyak jaringan lemaknya daripada jaringan otot; yang cenderung mesomorfik mempunyai jaringan otot yang lebih banyak daripada jaringan lemak; dan yang bertubuh enktomorfik mempunyai otot yang lebih kecil dan ssedikit jaringan lemak
g)      Gigi
Selama empat sampai enam bulan pertama dari masa awal kanak-kanak, empat gigi bayi yang terakhir-geraham belakang-muncul. Selama setengah tahun terakhir terakhir gigi bayi mulai tanggal digantikan oleh gigi tetap. Yang mula-mula lepas adalah gigi bayi yang pertama kali tumbuh yaitu gigi seri tengah. Bila masa awal kanak-kanak  berakhir, pada umumnya bayi memiliki satu atau dua gigi tetap di depan dan beberapa celah dimana gigi tetap akan muncul.

v Perkembangan Kognitif
  Teori Piaget
      Menurut Jean Piaget pada tahap masa awal anak, seorang anak telah memasuki perkembangan kognitif tahap praoperasional yang berlangsung pada usia 2-7 tahun. Piaget menyebut tahap ini sebagai tahap praoperasional karena anak masih belum memahami aturan dan operasi tertentu.
    Karakterisasi tahap praoperasional adalah :
a.       Anak belajar menggunakan bahasa dan untuk mempresentasikan objek dengan citra dan kata-kata.
b.      Pemikiran anak masih egosentrik : mengalami kesulitan dalam memandang dari sudut pandang orang lain.
c.       Mengklasifikan objek dengan ciri tunggal
Perkembangan kognitif tidak hanya mempengaruhi pemahaman anak tentang dunia fisik, tetapi dunia sosial pula. Karena pemahaman peraturan moral dan sosial adalah penting dalam sebuah masyarakat, Piaget tertarik bagaimana anak memahami peraturan tersebut. Piaget mendasarkan teori awal di bidang ini pada observasi yang dilakukannya terhadap anak-anak berbagai usia yang bermain kelereng. Ia bertanya kepada anak tersebut tentang asal mula, makna, dan kepentingan peraturan yangmereka ikuti. Dari jawaban mereka, ia merumuskan empat stadium perkembangan anak untuk memahami aturan. Dua stadium pertama masuk dalam periode praoperasional.
          *Stadium pertama timbul pada awal periode praoperasional saat anak mulai terlibat dalam permainan simbolik. Anak pada tahap ini akan berperan serta dalam sejenis ‘permainan paralel’, bermain dengan anak lain menggunakan mainan yang sama tetapi tidak dalam cara terorganisasi secara  sosial. Setiap anak cenderung mengikuti sejumlah peraturan idiosinkratik, menurut keinginan pribadinya sendiri. Sebagai contohnya, seorang anak mungkin memilih kelereng dengan warna yang berbeda-beda, atau menggelindingkan kelereng yang besar diikuti dengan semua yang kecil. Dalam hal ini anak sering mengubah ‘peraturan’ itu sekehendak hatinya, dan mereka tidak memiliki tujuan kolektif seperti kerja sama atau kompetisi.
            *Stadium kedua menempatkan suatu akhir mendadak pada pandangan peraturan yang mudah berubah itu. Dimulai pada sekitar usia lima tahun, anak mengembangkan suatu perasaan kewajiban untuk mengikuti peraturan dan memperlakukan peraturan sebagai perintah moral absolut. Peraturan adalah permanen, sakral, dan tidak dapat diubah. Sebagai contoh, anak dalam usia ini cenderung menolak saran bahwa posisi awal pada permainan kelereng dapat diubah untuk mengakomodasi anak kecil yang mungkin ingin ikut bermain.
Piaget sampai pada kesimpulan bahwa anak pada stadium ini memiliki realisme moral, suatu konfusi antara hukum moral dan fisik. Misalnya, jika seorang anak ditanya hukuman apa yang akan terjadi jika anak berbohong atau mencuri,anak akan menjawab bahwa Tuhan akan menghukum mereka atau mereka akan ditabrak mobil. Selain itu, anak akan lebih mempertimbangkan suatu perbuatan berdasarkan konsekuensi daripada maksud dibalik perbuatan itu.
Kemajuan pemikiran praoperasional menurut Piaget :
1.      Fungsi simbolis (symbolic function)
Symbolic function adalah kemampuan anak untuk menggunakan representasi mental (kata-kata, angka, atau gambar).
2.      Pemahaman identitas
Pemahaman identitas merupakan kemampuan anak untuk memahami bahwa perubahan artifisial tidak akan mengubah sifat suatu hal.
3.      Pemahaman sebab-akibat (transduction)
Pemahaman sebab-akibat merupakan kemampuan anak secara mental untuk mengkaitkan fenomena partikuler, terlepas dari ada atau tidaknya sebab-akibat yang logis.
4.      Pemahaman terhadap angka
Merupakan kemampuan anak untuk dapat menghitung dan menangani kuantitas.
5.      Kemampuan mengklasifikasi
Merupakan kemampuan anak untuk mengklasifikasikan sesuatu ke dalam kategori yang bermakna.
6.      Empati
Merupakan kemampuan anak untuk bisa membayangkan apa yang dirasakan oleh orang lain.
7.      Teori tentang pikiran
Merupakan kemampuan anak untuk memahami aktivitas mental dan fungsi dari pikiran.
Aspek-aspek ketidakmatangan pemikiran praoperasional :
1.      Centration
Anak hanya berfokus dari situasi dan mengabaikan aspek yang lain dan tidak mampu memikirkan berbagai aspek dari sebuah situasi secara bersamaan. Sebagai contoh, seorang anak akan mengatakan bahwa tanah liat yang berbentuk panjang lebih banyak dari tanah liat yang berbentuk bulat padahal banyaknya sama. Anak tidak dapat memperhatikan panjang dan ketebalan tanah liat secara serantak.
2.      Irreversabiltas
Kegagalan anak dalam memahami bahwa dalam sebuah operasi dapat berlangsung dua arah atau lebih. Sebagai contoh, anak tadi tidak menyadari bahwa tanah liat yang berbentuk panjang dapat diubah ke bentuk bulat kembali.
3.      Fokus pada keadaan daripada transformasi
Kegagalan anak dalam memahami signifikasi transformasi di antara beberapa keadaan. Sebagai contoh, anak praoperasional belum mendapatkan konservasi, mereka gagal untuk mengetahui bahwa jumlah air akan tetap meskipun dituang dari gelas pendek dan lebar ke gelas panjang dan kecil.
4.      Penalaran transduktif
Anak melihat sebuah sebab-akibat meskipun pada kenyataannya tidak ada. Sebagai contoh, Ani memarahi saudaranya, kemudian saudaranya jatuh sakit, Ani merasa bahwa ia yang membuat saudaraya sakit.
5.      Egosentris
Anak mengpersepsikan bahwa semua orang lain merasa hal yang sama dengan mereka.
6.      Animisme
Anak mengatribusikan kehidupan pada benda-benda mati.
7.      Ketidakmampuan membedakan tampilan luar dengan realitas. Sebagai contoh, Ani bingung ketika melihat gabus yang mirip batu, ia mengatakan bahwa gabus itu adalah batu.

Melalui pergaulan atau hubungan sosial, baik dengan orang tua, anggota keluarga, orang dewasa lainnya maupun teman bermainnya, anak mulai mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial.
Menurut Hurlock (1980 : 81) perilaku sosial anak-anak pra sekolah dapat dikategorikan menjadi dua pola yaitu pola perilaku sosial dan tidak sosial:
a)      Pola Sosial
1.      Meniru
Agar sama dengan kelompok, anak meniru sikap dan perilaku orang yang sangat ia kagumi.
2.      Persaingan
Keinginan untuk mengungguli dan mengalahkan orang-orang lain.
3.      Kerjasama
Pada akhir tahun ketiga bermain kooperatif dan kegiatan kelompok mulai berkembang dan meningkat dengan baik dalam frekwensi maupun lamanya berlangsung, bersamaan dengan meningkatnya kesempatan untuk bermain dengan anak lain.
4.      Simpati
Karena simpati menumbuhkan pengertian tentang perasaan-perasaan dan emosi orang lain.
5.      Empati
Seperti halnya simpati, empati menumbuhkan pengertian tentang perasaan dan emosi orang lain tetapi di samping itu juga membutuhkan kemampuan untuk membayangkan diri sendiri di tempat orang lain.
b) Pola Tidak Sosial
1.      Negativisme
Negativisme atau melawan otoritas orang dewasa.
2.      Agresif
Perilaku agresif meningkat antara usia dua atau empat tahun.
3.      Perilaku Berkuasa
      Perilaku Berkuasa atau merajai mulai usia sekitar tiga tahun.
4.       Memikirkan Diri Sendiri
Karena cakrawala sosial anak terutama terbatas di rumah, anak-anak seringkali memikirkan diri sendiri, dengan meluasnya cakrawala lambat laun perilaku memikirkan diri sendiri berkurang tetapi perilaku murah hati masih sangat sedikit.
5.      Mementingkan Diri Sendiri
Seperti halnya perilaku memikirkan diri sendiri lambat laun diganti oleh minat dan perhatian kepada orang-orang lain, cepatnya perubahan ini bergantung pada banyaknya kontak orang-orang di luar rumah dan berapa besar keinginan mereka untuk diterima teman-temannya.

v Perkembangan Kepribadian
Pola kepribadian yang dasarnya telah diletakkan pada masa bayi, mulai berbentuk dalam masa awal kanak – kanak. GLASNER mengatakan : bahwa konsep diri anak “ terbentuk di dalam rahim hubungan keluarga ”. Dengan berjalannya periode awal masa kanak-kanak, maka anak semakin banyak berhubungan dengan teman-teman sebayanya, baik di lingkungan tetangga, sekolah maupun di pusat perawatan anak. Sikap awal teman-teman, anggota keluarga sangat berperan penting. Karena sekali dasar untuk konsep diri telah diletakkan maka agak sulit untuk diubah.

Kondisi – kondisi yang membentuk konsep diri pada awal masa kanak – kanak :
1.      Cara pelatihan anak.
2.      Cita – cita orang tua.
3.      Posisi urutan.
4.      Kelompok minoritas.
5.      Ketidaknyamanan lingkungan.


2.5. Psikologi Perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir
Masa kanak-kanak akhir (late childhood) berlangsung dari usia enam tahun sampai tiba saatnya individu menjadi matang secara seksual. Pada awal dan akhirnya, masa kanak-kanak akhir ditandai oleh kondisi yang sangat mempengaruhi penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial anak. Permulaan masa akhir kanak-kanak ditandai dengan masuknya anak ke kelas satu Sekolah Dasar (SD). Bagi sebagian besar anak, hal ini merupakan perubahan besar dalam pola kehidupan anak, juga bagi anak yang telah pernah mengalami situasi pra-sekolah selama setahun. Sementara menyesuaikan diri dengan tuntutan dan harapan baru dari kelas satu, kebanyakan anak berada dalam keadaan tidak seimbang; anak mengalami gangguan emosional sehingga sulit untuk hidup bersama dan bekerja sama.
Selama setahun atau dua tahun terakhir dari masa kanak-kanak terjadi perubahan fisik yang menonjol dan hal ini juga dapat mengakibatkan perubahan dalam sikap, nilai dan perilaku dengan menjelang berakhirnya periode ini dan anak mempersiapkan diri, secara fisik dan psikologis, untuk memasuki masa remaja.
Tibanya akhir masa kanak-kanak dapat dengan tepat diketahui, tetapi  orang tidak dapat mengetahui secara tepat kapan periode ini akan berakhir, karena periode kematangan seksual yaitu kriteria yang digunakan untuk memisahkan masa kanak-kanak dengan masa remaja yang timbulnya tidak selalu pada waktu yang sama. Ini disebabkan perbedaan kematangan seksual anak laki-laki dan perempuan . ada anak yang mengalami masa kanak-kanak yang lebih dan ada pula yang lebih singkat.
1.  Pandangan Masa Kanak-Kanak Akhir

ü Pandangan Orang Tua
Bagi banyak orang tua akhir masa kanak-kanak itu merupakan :
Masa yang menyulitkan : Suatu masa di mana anak tidak lagi mau mendengar dan tidak menuruti perintah orang tuanya dan lebih banyak dipengaruhi oleh teman sebaya mereka dibanding orang tua ataupun keluarga.
Masa yang tidak rapih (The dirty age) : Suatu masa di mana anak tidak cenderung tidak memperdulikan dan ceroboh dalam penampilan, dan kamarnya sangat berantakan. Sekalipun ada peraturan yang ketat dalam keluarga, sang anak hanya mematuhi dalam beberapa aturan, kecuali si orang tua mengharuskannya ataupun memberikannya hukuman.
Masa bertengkar : Suatu masa di mana banyak terjadi pertengkaran antar keluarga dan suasana rumah yang tidak menyenagkan bagi semua anggota keluarga. Dalam keluarga yang terdiri dari anak laki-laki dan perempuan sudah tak dapat dipungkiri jika anak laki-laki mengejek saudara perempuannya, suatu pola perilaku yang berasal hubungannya dengan teman-teman di luar rumah. Kalau anak perempuan membalas, terjadilah pertengkaran dalam bentuk ejek-ejekan atau serangan fisik. Pola perilaku ini banyak ditemukan dalam keluarga yang anaknya terdiri dari anak laki-laki dan anak perempuan.

ü Pandangan Para Pendidik/ Guru
Masa bersekolah : Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-dasar pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan penyesuaian diri pada kehidupan dewasa; dan mempelajarai pelbagai keterampilan penting tertentu, bvaik keterampilan kurikuler maupun ekstra kurikuler.
Masa kritis : Para pendidik/Guru memandang periode ini sebagai periode kritis dalam dorongan berprestasi. Suatu masa di mana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. Sekali terbentuk, kebiasaan untuk bekerja di bawah, di atas atau sesuai dengan kemampuan cenderung menetap sampai dewasa. Telah dilaporkan bahwa tingkat perilaku berprestasi pada masa kanak-kanak mempunyai korelasi yang tinggi dengan perilaku berprestasi pada masa dewasa.

ü   Pandangan Ahli Psikologi
Masa berkelompok : Suatu masa di mana perhatian utama anak tertuju pada keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai anggota kelompok, terutama kelompok yang bergengsi dalam pandangan teman-temannya.
Masa penyesuaian diri : Oleh karena itu, anak ingin menyesuaikan dengan standar yang disetujui kelompok dalam penampilan, berbicara, dan perilaku agar mereka diterima dalam berkelompok. Seperti yang telah dijelaskan oleh Church dan Stone (28) : Bagi anak 7 atau 8 tahun, ukuran “dosa”yang paling buruk berbeda dari ukuran anak lain.. Ia meniru pakaian dan perilaku anak yang lebih tua dan mengikuti peraturan kelompok sekalipun bertentangan dengan peraturan dirinya, keluarga, dan peraturan sekolah.
Masa kreatif : Suatu masa dalam rentang kehidupan di mana akan ditentukan apakah anak-anak akan menjadi konformis atau pencipta karya yang baru dan orisinil. Meskipun dasar-dasar untuk ungkapan kreatif diletakkan pada awal masa kanak-kanak, namun kemampunan untuk menggunakan dasar-dasar ini dalam kegiatan-kegiatan orisinil pada umumnya belum berkembang sempurna sebelum anak mencapai tahun-tahun akhir masa kanak-kanak.
Masa bermain : Suatu masa yang bukan diartikan bahwa pada masa kanak-kanak akhir lebih banyak meluangkan waktu untuk bermain. Melainkan kanak-kanak akhir disebut usia bermain karena luasnya minat dan kegiatan bermain. Yakni terdapat tumpang tindih antara ciri-ciri bermain anak-anak yang lebih muda dengan ciri-ciri bermain anak-anak remaja

2.  Karakteristik Perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir
*     Perkembangan Fisik
Akhir masa kanak-kanak merupakan periode pertumbuhan yang lambat dan relatif seragam sampai mulai terjadinya perubahan-perubahan pubertas, kira-kira dua tahun sebelum anak secara seksual menjadi matang pada saat mana pertumbuhan berkembang pesat.
Pertumbuhan fisik mengikuti pola yang dapat diramalkan meskipun sejumlah perbedaan dapat terjadi. Bentuk tubuh mempengaruhi tinggi dan berat dalam akhir masa kanak-kanak.
Kesehatan dan gizi yang baik merupakan factor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Semakin baik kesehatan dan dan gizi, anak cenderung semakin besar dari usia ke usia dibandingkan dengan anak yang kesehatan dan gizi nya kurang.
Ketegangan emosional juga mempengaruhi pertumbuhan fisik, anak yang tenang lebih cepat dari pada anak yang mengalami gangguan emosiaonal, meskipun gangguan emosional lebih banyak mempengaruhi berat dari pada tinggi.   

*     Perkembangan Kognitif
Berdasarkan teori piaget, pada usia 6-12 dikenal dengan tahap konkret operasional. Pemikiran konkret operasional melibatkan pemikiran operasional, kemampuan pengategorian, dan penalaran logis dalam konteks konkret atau bukan abstrak. Anak dapat bernalar secara logis mengenai kejadian-kejadian konkret dan mengelompokkan benda-benda dalam kategori yang berbeda-beda. Ketika anak-anak berusia di bawah 7 tahun diperlihatkan dua gelas lebar berisi air yang sama banyaknya, mereka akan dengan mudah memandang kedua gelas tersebut memiliki jumlah air yang sama banyaknya. Namun ketika air dalam salah satu gelas dituangkan ke dalam gelas yang sempit tinggi, mereka biasanya berpikir gelas tinggi berisi lebih banyak air karena itu lebih tinggi.
Anak di atas usia 7 tahun yang berada pada periode operasional konkret tidak tertipu oleh penampilan dengan cara ini. Menurut Piaget, anak-anak operasional konkret mampu menangani masalah konservasi karena pikiran mereka lebih decentered, yang berarti bahwa mereka bisa memikirkan lebih dari satu hal pada suatu waktu. Konservasi yakni keyakinan bahwa sifat tertentu dari suatu benda atau peristiwa cenderung menetap walau terjadi perubahan dangkal.

*     Perkembangan Emosi-Sosial
Industry vs inferiority muncul kurang lebih pada usia 6 tahun hingga puber. Anak-anak dapat mencapai industry dengan menguasai pengetahuan dan keterampilan intelektual. Ketika mereka gagal menguasai hal tersebut, mereka akan merasa inferior. Pada akhir masa kanak-kanak, mereka akan siap untuk mengalihkan energi mereka untuk mempelajari kemampuan akademik. Bila tidak, mereka akan membangun rasa tidak mampu dan tidak produktif.
Tidak seperti pada waktu lainnya, anak-anak menjadi lebih antusias dibandingkan masa kanak-kanak awal yang dipenuhi imajinasi. Seiring dengan masuknya anak-anak ke usia sekolah dasar, mereka mengarahkan energi mereka untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan intelektual. Bahaya yang dihadapi pada tahap ini melibatkan perasaan tidak mampu dan tidak produktif.
Anak-anak memasuki periode ini memiliki hubungan yang dekat dengan orang tua mereka. Meskipun tetap penting hubungan dengan teman sebaya menjadi semakin signifikan selama periode tersebut. Sebelum usia 7 tahun, anak-anak memiliki persahabatan, tetapi mereka umumnya tidak bertahan lama dan biasanya tidak dekat. Setelah menginjak usia 7 tahun, persahabatan sebaya menjadi lebih penting untuk anak-anak dan cenderung bertahan lebih lama. Persahabatan kelompok atau teman dekat juga muncul selama tahap operasional konkret. persahabatan kebanyakan dengan anggota dari jenis kelamin yang sama, dan mereka yang lawan jenis pada umumnya "hanya teman" meskipun istilah pacar bebas digunakan, tapi tidak dalam arti dewasa.
  
3.  Kategori Keterampilan Masa Kanak-Kanak Akhir
1)  Keterampilan menolong diri sendiri
Anak yang lebih besar harus dapat makan, berpakaian, mandi, dan berdandan sendiri hampir secepat dan semahir orang dewasa, dan keterampilan tidak memerlukan perhatian sadar yang penting pada awal masa kanak-kanak.
2)  Keterampilan menolong orang lain
Keterampilan menurut kategori ini bertalian dengan menolong orang-orang lain. Di rumah mencakup membersihkan tempat tidur, membersihkan debu dan menyapu; di sekolah mencakup mengosongkan tempat sampah dan membersihkan tempat tuils; dan di dalam kelompok bermain mencakup menolong membuat rumah-rumahan atau merencanakan lapangna basket.
3)  Keterampilan bersekolah
Di sekolah, anak mengembangkan pelbagai keterampilanyang diperlukan untuk menulis, menggambar, melukis, memebentuk tanah liat, menari, mewarnai dengan krayon, menjahit, memasak, dan pekerjaan tangan dengan menggunakan kayu.
4)   Keterampilan bermain
Anak yang lebih besar belajar pelbagai keterampilan seperti melempar dan menangkap bola, naik sepeda, sepatu roda, dan berenang.
 
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
- Perkembangan adalah pematangan pada fungsi sel sel di tubuh manusia, dalam  dunia psikologi berarti perubahan yang dapat mencerminkan sifat sifat yang dimiliki, sedangkan pertumbuhan dalam arti biologi yaitu berubah nya ukuran ( kuantitatif) seperti  tinggi , berat dsb, dalam psikologi yaitu perubahan ukuran badan dan fisik fisik lain.
- Didalam perkembangan terdapat fase fase sebagai berikut: Permulaan kehidupan ( konsepsi); Fase prenatal ( dalam kandungan); Proses kelahiran( + 0-9 bulan); Masa bayi/anak kecil (  0-1 tahun); Masa kanak kanak ( 1-5 tahun); Masa anak-anak ( 5-12 tahun); Masa remaja ( 12-18 tahun); Masa dewasa awal ( 18-25tahun); Masa dewasa ( 25-45 tahun); Masa dewasa akhir ( 45-55); Masa akhir kehidupan ( 55 tahun keatas).
- Ada tiga teori perkembangan, yaitu : Nativisme, Emperisme, Konvergensi. 
Perkembangan Masa Bayi
- Perkembangan masa bayi melalui tiga tahap perkembangan, yakni prenatal, neonatal, dan pascanatal di mana pada setiap tahapnya terjadi pertumbuhan dan perkembanganbaik dari fisik, kognitif, dan social learning secara bertahap.
Perkembangan Masa Kanak-Kanak Awal
- Perkembangan fisik ditandai dengan tubuh anak yang bertambah tinggi dan kurus.
- Perkembangan kognitif anak disebut dengan tahap praoperasional, yaitu tahap di mana anak belum memahami aturan dan operasi tertentu.
- Perkembangan sosial anak terdiri dari pola sosial dan tidak sosial.
- Perkembangan kepribadian anak dipengaruhi oleh orangtua serta lingkungannya.
Perkembangan Masa Kanak-Kanak Akhir
- Perkembangan fisik pada masa ini yaitu tubuh tumbuh dengan lambat dan ingatan serta keterampilan meningkat.
- Perkembangan kognitif anak disebut dengan tahap operasional yaitu tahapan di mana anak sudah dapat berpikir dengan logika dan lebih konkret.
- Perkembangan emosi dan sosial anak ditunjukkan dengan anak-anak lebih antusias terhadap sesuatu.
 
REFERENSI
Hurlock Elizabeth B. 1980 Psikologi Perkembangan Jakarta: Erlangga
King Laura A. 2010 Psikologi Umum Sebuah Pandangan Apresiatif Jakarta: Salemba Humanika
Lahey Benjamin B. 2005 Psychology An Introduction 9th edition New York: McGraw-Hill Book Company
Atkinson, Rita L. Atkinson, Richard C. Smith, Edward E. Bem, Daryl J. Pengantar Psikologi Jilid Satu. Interaksara: 2010
Ahmad Abu. 2009 Psikologi Umum Jakarta: Rineka Cipta
Blog Alia Fauziah
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pendidikan/Nanang%20Erma%20Gunawan,%20S.Pd./002.%20Perkmb%20Anak%20Akhir%20PowerPoint%20-%20Prof%20Partini%20Tim.pdf
http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=9&cad=rja&sqi=2&ved=0CEkQFjAI&url=http%3A%2F%2Frobbiizza.files.wordpress.com%2F2010%2F04%2Fperkembangan-fisik-pada-masa-bayi.doc&ei=WYyBUNejCYbUrQeB84CgDg&usg=AFQjCNGa1mXN3yZqGC_lKNsbsFKrSxczzg&sig2=RiPJ7S_nnHF1nrwnvQ6sdQ/12:27