Kamis, 30 Mei 2013

Istilah - Istilah dalam Kesehatan



  • Aerobik adalah olahraga yang dilakukan secara terus-menerus dimana kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi tubuh.
  • Akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk menebal dan menipis.
  • Alveolus (tunggal, jamak alveoli) adalh kantung-kantung sangat kecil dan berdinding sangat tipis yang terdapat pada paru-paru dan berfungsi untuk pertukaran gas pernafasan.
  • ADH: Antidiuretic Hormone
  • AIDS: Acquired Immune Deficiency Syndrome
  • Anaerabik adalah olahraga dimana kebutuhan oksigen tidak dapat dipenuhi seluruhnya oleh tubuh. Misalnya : Angkat besi, lari sprint 100 M, tenis lapangan, bulu tangkis.
  • Bakal vitamin D (provitamin D) adalah zat-zat gizi yang terdapat pada sayur-sayuran, buah-buahan, telur, dan hati yang akan diubah oleh sinar matahari menjadi vitamin D.
  • Body mass indexes (BMI hiperkolesterolemia (kolesterol dalam darah melebihi 250 mg/dL) neurotransmiters) seperti norepinephrine (NE) dan serotonin (5-HT) terlibat dalam depresi dan schizophrenia.
  • Bugar adalah kemampuan tubuh untuk melakukan kegiatan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan fisik dan mental yang berlebihan.
  • BCG: Bacille Calmette Guerin
  • BOD: Biological Oxigen Demand
  • Cairan sendi (sinovial) adalah cairan agak kental dan bening yang terdapat dalam sendi gerak dan berperan sebagai pelumas sendi.
  • Chyme atau kim adalah makanan setelah melewati lambung menjadi bentuk bubur makanan.
  • CCK (Kolesistokinin): hormon yang berperan merangsang kantung empedu berkontraksi untuk mengeluarkan cairan empedu
  • CO: Carbonmonooksida
  • CO2: Carbondioksida
  • Daya tahan jantung paru adalah kemampuan jantung, paru dan pembuluh darah untuk berfungsi secara optimal pada waktu kerja dalam mengambil O2 secara maksimal (VO2 maks) dan menyalurkannya keseluruh tubuh terutama jaringan aktif sehingga dapat digunakan untuk proses metabolisme tubuh.
  • Daya tahan otot merupakan kemampuan untuk kontraksi sub maksimal secara berulang-ulang atau untuk berkontraksi terus menerus dalam suatu waktu tertentu.
  • Denyut Nadi Maksimal (DNM) adalah denyut nadi maksimal yang dihitung berdasarkan rumus: DNM = 220 – UMUR Daya tahan tubuh (endurence).
  • Diabetes atau penyakit gula atau kencing manis adalah penyakit degeneratf yang disebabkan oleh karena pankreas kurang mampu memproduksi hormon indulin.
  • DBD: Demam Berdarah Dengue
  • DM: Diabetes Mellitus
  • DHF: Dengue High Fever
  • Gigi seri atau Incisivi (I) adalah gigi yang memiliki fungsi untuk menggigit dan memotong.
  • Gigi taring atau Caninus (C) adalah gigi yang memiliki fungsi untuk menyobek.
  • Gigi geraham adalah gigi yang memiliki fungsi untuk mengunyah dan melumatkan makanan. Gigi geraham dapat dibedakan menjadi gigi geraham kecil atau Premolar (P) dan gigi geraham besar atau Molar (M)
  • GTG: Gangguan Toleransi Glukosa
  • GO: Gonorhoea
  • Hipokinetik adalah kondisi kurang bergerak seperti penggunaan remote kontrol, komputer, lift dan tangga berjalan, tanpa dimbangi dengan aktifitas fisik yang akan menimbulkan penyakit akibat kurang gerak. HCl: Hidrogen Clorida atau Asam lambung
  • Hertz (Hz): banyaknya getaran per detik.
  • HIV: Human Immunodeficiency Virus
  • Indeks Massa Tubuh (IMT) = (Berat Badan Dalam kg : Tinggi Badan dalam M2).
  • Indera adalah alat yang berfungsi menerima rangsangan dari lingkungan sekitar baik dari luar maupun dalam tubuh dan menyampaikannya ke otak.
  • Iris adalah bagian mata yang berfungsi mengatur jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata melewati pupil.
  • ILO (International Labor Organization): Organisasi Perburuhan se Dunia
  • ISPA: Infeksi Saluran Pernafasan Akut
  • KGD: Kadar Glukosa Darah
  • KB: Keluarga Berencana
  • KTD: Kehamilan yang Tidak Diinginkan
  • Kebugaran jasmani terdiri dari komponen-komponen yang dikelompokkan menjadi kelompok yang berhubungan dengan kesehatan (Health Related Physical Fitness) dan kelompok yang berhubungan dengan ketrampilan (Skill Related Physical Fitness). Dalam buku panduan ini hanya dijelaskan komponen kebugaran jasmani yang berkaitan dengan kesehatan.
  • Kekuatan Otot : kontraksi maksimal yang dihasilkan otot, merupakan kemampuan untuk membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan.
  • Kesehatan pribadi (personal health) adalah menekankan pada upaya pengobatan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif).
  • Kesehatan masyarakat (public health) adalah menekankan pada upaya pencegahan penyakit (preventif) dan peningkatan derajat kesehatan (promotif).
  • Kornea adalah bagian mata yang berfungsi melindungi lensa mata.
  • Kuratif adalah usaha kesehatan dengan pengobatan penyakit.
  • LH: Luteinizing Hormone
  • LTH: Lactogenic Hormone
  • M-3: Menguras, Menutup, dan Mengubur
  • MCK: Mandi, Cuci, dan Kakus
  • Narkoba: Narkotika, Alkohol, dan Obat Terlarang
  • Olahraga adalah suatu bentuk aktivitas fisik yang terencana dan terstruktur, yang melibatkan gerakan tubuh berulang-ulang dan ditujukan untuk meningkatkan kebugaran jasmani.
  • Osteoporosis atau keropos tulang adalah penyakit yang disebabkan karena kekurangan mineral penyusun tulang sehingga tulang mudah patah.
  • Peyer’s patchs adalah kumpulan kelenjar limfe (nodus limfatikus) pada mukosa usus halus yang berperan dalam pertahanan tubuh.
  • Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh penyempitan pembuluh darah koroner.
  • Preventif adalah usaha pencegahan penyakit.
  • Promotif adalah usaha peningkatan derajat kesehatan.
  • PAK: Penyakit Akibat Kerja
  • PAM: Perusahaan Air Minum
  • PMS: Penyakit Menular Lewat Hubungan Seksual
  • Rakhitis adalah penyakit akibat kekurangan vitamin D jika terjadi pada masa pertumbuhan tulang dapat mengakibatkan tulang kaki menjadi tidak kuat biasanya melengkung dan membentuk seperti huruf O atau X.
  • Rambut getar atau silia (bahasa latin): adalah tonjolan pada permukaan sel-sel penyu-sun selaput lendir yang selalu bergetar.
  • Rehabilitatif adalah usaha kesehatan dengan pemulihan kesehatan.
  • Reseptor adalah penerima rangsang berperan mengubah rangsang fisik (raba, cahaya, suara) dan kimia (rasa, gas, pH) menjadi aliran listrik pada serabut syaraf.
  • Saluran Eustachii adalah saluran menghubungkan ruang telinga tengah dengan rongga faring
  • Sedentari adalah gaya hidup duduk terus-menerus dalam bekerja dan kurang gerak ditambah penyakit kardiovaskular
  • Sehat adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
  • Selaput lendir atau mukosa adalah lapisan paling dalam yang terdiri atas sel-sel yang selalu mengeluarkan lendir encer dan bening.
  • Silent heart attack adalah serangan jantung yang tidak memberikan gejala.
  • Tulang keras adalah tulang yang bahan penyusun utamanya terdiri atas serabut-serabut tulang dan garam-garam kalsium posfat.
  • Tulang rawan (lunak) adalah tulang yang bahan penyusun utamanya terdiri atas serabut-serabut tulang rawan tanpa garam-garam kalsium posfat.
  • Trigliserida. Adanya lemak dalam darah ini mempunyai hubungan yang dekat dengan kegemukan, dan dikenal sebagai salah satu faktor risiko penyakit jantung. Dengan demikian, lebih tinggi trigliserida, lebih tinggi risiko penyakit jantung.
  • TPA: Tempat Penampungan Akhir
  • TPS: Tempat Penampungan Sementara
  • TBC: Tuberkulosis
  • TCD: Typhus, Cholera dan Disenteri
  • VO2 max adalah volume oksigen yang tubuh dapat gunakan saat bekerja sekeras mungkin.
  • VO2 Max: Volume Oksigen Maksimum
  • WHO (World Health Organization): Organisasi Kesehatan se Dunia

Merangsang Otak Kanan, Mengembangkan Kreatifitas



       SERING kita saksikan, anak-anak kita yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) terpaksa harus tidur larut malam hanya untuk mengerjakan berpuluh-puluh pekerjaan rumah dan esok harinya harus dicocokkan dengan kunci jawaban yang telah tersedia. Bahkan tanpa memberi kesempatan untuk berargumentasi.
      Program akselerasi yang dalam kenyataannya sekadar memampatkan materi untuk memenuhi tuntutan kurikulum, sebenarnya salah sasaran. Betapa tidak, ciri-ciri anak berbakat yang antara lain memiliki penalaran tajam, kritis, logis, kreativitas tinggi, bertanggung jawab, ulet dalam menghadapi kesulitan, banyak inisiatif, dan percaya diri, bukan mustahil lambat laun akan terkikis.
     Bagaimana pula dengan anak didik lainnya yang sebagian besar termasuk rata-rata, bahkan lambat belajar atau prestasi akademisnya kurang memuaskan. Bukan mustahil mereka juga akan “dipaksa” mengikuti les-les tambahan yang semakin menyita banyak waktu, sekadar tujuan pemampatan materi tersebut. Hasil akhir yang ingin dicapai tidak lain adalah prestasi dalam nilai tes atau ujian. Dalam hal ini kawasan kognitif digarap habis-habisan, sementara kawasan afektif hampir tak tersentuh. Padahal proses pendidikan yang ideal yang dikemas dengan memperhatikan berbagai aspek, baik pengetahuan, sikap maupun perilaku.
       DALAM dua dasawarsa terakhir, penelitian mengenai otak manusia (brain lateralization) semakin maju. Salah satu hasil yang menonjol adalah diferensiasi fungsi antara hemisfer (otak belahan) kiri dan kanan atau yang sering disebut “otak kiri” dan “otak kanan” saja. Sebelum ada penelitian tentang hal ini, para ahli psikologi berpendapat bahwa dua belahan otak manusia berfungsi identik. Bahkan ada yang berpendapat bahwa belahan otak kanan sekadar cadangan, jika belahan otak kiri mengalami malfungsi. Anggapan keliru ini dipatahkan berbagai penelitian mengenai belahan otak manusia yang pada akhirnya menyimpulkan bahwa belahan otak mempunyai fungsi berbeda.
      Hakikatnya “otak kiri” mempunyai kemampuan analitis dan “otak kanan” kemampuan berpikir sintesis. “Otak kanan” memiliki kemampuan berpikir yang menyatukan bagian-bagian untuk membentuk konsep keseluruhan yang utuh secara paralel tanpa terikat oleh langkah-langkah terstruktur atas dasar ruang dan waktu. Pemanfaatan “otak kanan” sangat efektif untuk mengajarkan imajinasi yang menembus ruang dan waktu sehingga menjadi manusia kreatif, bukan manusia robot.
     Suka atau tidak suka, proses pendidikan kita saat ini terlalu mementingkan aspek kognitif pada tataran pengetahuan dengan mengabaikan kreativitas. Proses pengajaran di sekolah lebih mementingkan target pencapaian kurikulum dibandingkan penghayatan isi kurikulum secara imajinatif dan kreatif. Gejala ini telah tampak sejak proses pendidikan di sekolah dasar sampai perguruan tinggi, sehingga tidak membuka peluang bagi anak-anak untuk berpikir divergen dan nonkonvensional.
      Proses pendidikan kita, di sekolah maupun keluarga, sejak awal dipenuhi struktur berpikir linier yang berada pada belahan otak kiri. Padahal merangsang berlebihan “otak kiri” akan menghasilkan anak yang “on-off”, yaitu yang pandai seperti robot atau komputer, tetapi kehilangan modal sangat berharga bagi kehidupannya di kemudian hari, yaitu kerangka berpikir yang menggunakan kata hati, merangsang daya khayal, menyeluruh dan bebas atau tanpa tekanan dan paksaan dari siapa pun.
   BEBERAPA pengalaman berikut merupakan contoh kecil yang dapat dilakukan oleh para pendidik maupun orangtua dalam rangka mengembangkan “otak kanan”.
     Hari-hari pertama setelah liburan sekolah, para murid SD diminta maju ke depan kelas mempresentasikan hasil karya mereka yang merupakan potret fenomena alam, baik berisi muatan pengetahuan alam, pengetahuan sosial atau seni. Di akhir penyajian, guru akan membahas, memperkaya dan mengkaitkannya dengan kurikulum.
   Pelajaran sastra di sekolah bukan diisi dengan menghafal melainkan membiarkan anak didik mengeksplorasi perpustakaan maupun media massa dan menyajikannya di depan kelas. Guru memberikan apresiasi terhadap karya-karya yang disampaikan. Sesekali menghadirkan para penulis atau sastrawan di depan kelas sebagai tamu, akan lebih memberi apresiasi dan merangsang kreativitas anak didik dalam mata pelajaran ini.
    Pekerjaan rumah bagi anak didik sebaiknya bukan sekadar menyelesaikan target jumlah bab atau halaman. Akan menjadi pengalaman yang menarik minat anak didik bila mereka ditugasi dengan masalah yang terdapat dalam buku teks maupun di lapangan untuk dipecahkan. Hal ini akan merangsang intuisi dan imajinasi anak karena pada hakikatnya tidak ada jawaban anak yang “salah”, melainklan “benar” atau “lebih tepat”.
      Sejak seorang anak telah mampu berkomunikasi, sebaiknya orangtua tidak menggunakan kata-kata yang bersifat mengharuskan, melainkan lebih mengembangkan pendapatnya. “Bagaimana sebaiknya menurut Ade?” akan lebih tepat daripada “Ade harus laksanakan perintah Mama!”

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk merangsang otak kanan, antara lain:
  • Dalam memberikan setiap informasi atau pelajaran kepada anak didik sebaiknya bukan hanya secara lisan dan tulisan, tetapi juga secara visual. 
  • Informasi atau pelajaran bukan hanya sekadar memberi pengetahuan, tetapi dapat mempengaruhi sikap dan perilaku anak didik.
  • Berbagai pengalaman guru maupun orang lain yang layak diketahui anak didik, sebaiknya dihadirkan di dalam kelas.
  • Belajar tidak harus di dalam kelas atau perpustakaan, tetapi ajaklah anak-anak ke lapangan untuk mengamati dan melakukan eksplorasi terhadap berbagai fenomena alam.
  •  Sesekali anak didik diajak ke lingkungan, termasuk masyarakat di sekitarnya untuk berkomunikasi dan menghayati berbagai fenomena sosial yang ada.
  • Tugas kelompok memang baik, namun anak didik juga perlu diberi tugas mandiri.
  • Dalam setiap penugasan, rangsanglah anak untuk memecahkan berbagai masalah berdasarkan intuisi dan imajinasinya, karena pada hakikatnya tidak ada jawaban anak yang “salah” melainkan “benar” atau “lebih tepat”.
  • Jangan menggunakan kata-kata “kalian harus begini”, melainkan “bagaimana sebaiknya menurut kalian”.
    Sistem pendidikan saat ini masih dalam kondisi “otak kiri” sentris. Alangkah idealnya jika sistem pendidikan yang dipakai memiliki keseimbangan antara “otak kiri” dan “otak kanan”. Satu tantangan bagi dunia pendidikan kita.*