A. Latar Belakang Tokoh
Gordon Willard Allport lahir pada 11
November 1897 di Montezuma, Indiana. Dia adalah anak bungsu dari empat
bersaudara. Ibunya, Nellie Wise Allport adalah seorang guru dan ayahnya, Jhon E.
Allport adalah seorang pengusaha yang kemudian memutuskan untuk menjadi seorang
dokter. Ibu Allport sangat taat terhadap agamanya sehingga ajaran tersebut diterapkan
terhadap kehidupan rumah tangganya. Oleh
karena itu, Allport menghabiskan masa kecil yang dipenuhi perjuangan untuk
mendapat perhatian dari beberapa teman yang dimilikinya, karena dia jarang
diijinkan bermain dengan saudaranya yang rentang usianya terpaut jauh
dengannya. Allport mengaku pada dasarnya dia bukanlah orang yang memiliki
antusiasme dan rasa ingin tahu yang tinggi, Allport sangat tergantung pada
orang lain dan kurang memiliki inspirasi. Namun dia memiliki kemampuan yang
baik dengan kata-kata, meskipun dia tidak terbilang mahir dalam bidang olahraga.
Pada
tahun 1915, Allport lulus dengan peringkat kedua di kelasnya dan mendapatkan
beasiswa di Univertsitas Harvard. Setelah mendapatkan
A.B. Sarjana Filsafat dan Ekonomi dari Harvard pada tahun 1919, Allport
melakukan perjalanan ke Istanbul, Turki untuk mengajar filsafat dan ekonomi.
Setelah satu tahun mengajar, ia kembali ke Harvard untuk menyelesaikan
studinya. Allport meraih gelar Ph.D. Psikologi pada tahun 1922.
Dalam sebuah esai berjudul ‘Pattern and Growth in Personality’, Gordon Allport
menceritakan pengalamannya bertemu Psikiater Sigmund
Freud. Saat
menemui Freud pertama kalinya, Allport disambut oleh keheningan. Freud tidak
menyapa dan tidak berbicara sepatah kata pun, sampai akhirnya Allport membuka
pembicaraan dengan menceritakan apa yang dilihatnya dalam perjalanan menuju
kediaman Freud. “Aku melihat seorang anak
kecil di angkutan umum yang sangat takut badannya menjadi kotor, dia
berganti-ganti tempat duduk, bahkan meminta pada ibunya jangan mengijinkan
orang yang badannya kotor untuk duduk di sebelahnya”. Freud balik bertanya “Apakah anak kecil itu kamu ?”.
Peristiwa ini benar-benar tidak terlupakan oleh Allport, yang membuatnya yakin
bahwa sudah saatnya ilmu psikologi tidak lagi hanya menekuni terlalu dalam
dengan pengalaman masa lampau (alam bawah sadar), tapi mulai mengeksplorasi
alam kesadaran dan motivasi-motivasi yang ada di dalamnya.
B.
Definisi Kepribadian
Secara umum teori Allport memberi
definisi yang positif terhadap manusia, teori Allport itu telah membantu
manusia untuk melihat diri sendiri sebagai mahkluk yang baik dan penuh harapan.
Hal tersebut terlihat dari teorinya, yaitu” gambaran kodrat manusia adalah
positif, penuh harapan dan menyanjung-nyanjung”. Memandang satu pribadi positif
dan apa adanya merupakan salah satu definisi pribadi sehat, inilah kelebihan
dan kekuasan dari teori Allport.
Kepribadian manusia menurut Allport
adalah organisasi yang dinamis dari system psikofisik dalam individu yang
turut menentukan cara-caranya yang unik atau khas dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya.
Kemudian Allport juga berpendapat
bahwa kepribadian yang neurotis dan kepribadian yang sehat merupakan hal yang
mutlak terpisah. Namun dalam hal ini tang menjadi kelebihan Allport adalah
tentang antisipasi, Dalam teori Allport antisipasi adalah penting untuk
menentukan siapa dan apakah kita ini, dalam membentuk identitas diri kita.
Dalam teori Allport juga memandang bahwa kesehatan psikologis
adalah melihat ke depan, tidak melihat ke belakang, dapat dikatakan bahwa
seluruh teori yang dikemukakan oleh Allport ini sangat bertentangan dengan
teori-teori yang dikemukakan oleh Freud.
Perkembangan Proprium
Allport mengemukakan bahwa semua
fungsi diri atau fungsi ego yang telah dijelaskan disebut dengan fungsi
proprium dari kepribadian. Fungsi-fungsi ini termasuk perasaan jasmaniah,
identitas diri, harga diri, perluasan diri, rasa keakuan, pemikiran rasional,
gambaran diri, usaha proprium, gaya kognitif dan fungsi mengenal. Semuanya
merupakan bagian yang sebenarnya dan vital dari kepribadian. Fungsi-fungsi
tersebut sama-sama memiliki suatu arti fenomenal dan “makna penting”.
Fungsi-fungsi itu bersama disebut sebagai proprium. Proprium itu tidak dibawa
sejak lahir, melainkan berkembang karena usia.
Allport menunjukkan tujuh aspek
dalam perkembangan proprium atau ke-diri-sendiri-an (self hood). Selama 3 tahun
pertama, tiga aspek muncul, yakni : rasa diri jasmaniah, rasa identitas-diri
berkesinambungan dan harga-diri atau rasa bangga. Antara usia 4 sampai 6 tahun,
dua aspek lainnya muncul, yakni : perluasan diri (the extension of self), dan
gambaran diri. Suatu waktu antara usia 6 dan 12 tahun, anak mengembangkan
kesadaran-diri sehingga ia dapat menanggulangi masalah-masalahnya dan akal
pikiran. Selama masa remaja, munculah intensi-intesi, tujuan-tujuan jangka
panjang, dan cita-cita yang masih jauh. Aspek-aspek ini disebut usaha proprium.
Dengan penjelasan seperti dia atas,
Allport ingin menghindari pendapat yang mengundang pertanyaan dari banyak
teoritikus yang menyatakan bahwa diri atau ego itu serupa manusia mikro (homunculus)
atau “manusia yang berada di dalam dada” yang melakukan tugas
mengorganisasikan, memegang kendali dan menjalankan sistem kepribadian. Ia
mengakui pentingnya semua fungsi psikologis yang bersumber pada diri dan ego,
namun ia berusaha keras menghindari teori yang memandang diri dan ego sebagai
pelaku atau penggerak kepribadian. Bagi allport, diri dan ego dapat digunakan
sebagai kata sifat untuk menunjukkan fungsi-fungsi proprium di dalam seluruh
bidang kepribadian.
Ciri-Ciri Kepribadian yang Matang
Menurut Allport
Menurut Allport, faktor utama
tingkah lalu orang dewasa yang matang adalah sifat-sifat yang terorganisir dan
selaras yang mendorong dan membimbing tingkah laku menurut prinsip otonomi
fungsional.
Kualitas Kepribadian yang matang
menurut allport sebagai berikut:
1. Ekstensi sense of self
· Kemampuan berpartisipasi dan
menikmati kegiatan dalam jangkauan yang luas.
· Kemampuan diri dan minat-minatnya
dengan orang lain beserta minat mereka.
· Kemampuan merencanakan masa depan
(harapan dan rencana)
2. Hubungan hangat/akrab dengan
orang lain
Kapasitas intimacy (hubungan
kasih dengan keluarga dan teman) dan compassion (pengungkapan
hubungan yang penuh hormat dan menghargai dengan setiap orang).
3. Penerimaan diri
Kemampuan untuk mengatasi reaksi
berlebih hal-hal yang menyinggung dorongan khusus (misal: mengolah dorongan
seks) dan menghadapi rasa frustasi, kontrol diri, presan proporsional.
4. Pandangan-pandangan realistis,
keahlian dan penugasan
Kemampuan memandang orang lain,
objek, dan situasi. Kapasitas dan minat dalam penyelesaian masalah, memiliki
keahlian dalam penyelesain tugas yang dipilih, mengatasi berbagai persoalan
tanpa panik, mengasihani diri, atau tingkah laku lain yang merusak.
5. Objektifikasi diri: insight
dan humor
Kemampuan diri untuk objektif dan
memahami tentang diri dan orang lain. Humor tidak sekedar menikmati dan tertawa
tapi juga mampu menghubungkan secara positif pada saat yang sama pada
keganjilan dan absurditas diri dan orang lain.
6. Filsafat Hidup
Ada latar belakang yang mendasari
semua yang dikerjakannya yang memberikan tujuan dan arti. Contohnya lewat
agama. Untuk memahami orang dewasa kita membutuhkan gambaran tujuan dan
aspirasinya. Tidak semua orang dewasa memiliki kedewasaan yang matang. Bisa
saja seseorang melakukan sesuatu hal tanpa tahu apa yang ia lakukan.
C. Struktur Kepribadian
Traits adalah kunci dalam
mendefinisikan strukur kepribadian menurut Allport.. Allport berpendapat bahwa
pengertian-pengertian kebiasaan, traits, sikap, diri (self) dan kepribadian itu
masing-masing bermanfaat dan berbeda satu sama lain. Allport menekankan pada
trait, di mana ia menyatakan bahwa intensi itu berbeda dari attitude.
eori-teori Allport kemudian dinamakan “trait
psychology”.
Di sisi lain, tanggapan Allport
mengenai temperamen juga berbeda dan mendetail. Bagi Allport temperamen adalah
konstitusi kejiwaan atau bagian dari jiwa yang melalui darah dan memiliki
hubungan dengan jasmaniah / biologis dan bersifat hereditas, termasuk juga
mudah tidaknya terkena rangsangan emosi, kekuatan serta kecepatan bereaksi,
kualitas kekuatan suasana hatinya, segala cara daripada fluktuasi dan
intensitat suasana hati; gejala ini tergantung kepada faktor konstitusional.
Pada akhirnya, kontribusi terbesar Allport adalah teorinya
mengenai Trait. Ia mengklasifikasikan beberapa trait, dan merevisinya menurut
perkembangan teorinya sendiri. Dia berhasil membedakan antara trait sebagai hal
yang dimiliki setiap induvidu sebagai identitas dan attitude yang dimiliki
setiap individu. Sumbangsih terbesar Allport adalah pengembangan dan penarikan
perhatian psikolog pada kepribadian terutama dari perspektif bagaimana individu
memandang dirinya sendiri.
1. TRAITS (PERSONALITY TRAITS)
Traits menurut teori Allport adalah
proses mental/neuropsikis yang berkapasitas dan mampu mengarahakan stimulus
yang akan menghasilkan perilaku yang adaptif atau ekspresif.
1. Karakter Traits
Menurut Allport ada beberapa
karakteristik traits:
·
nyata
dan benar-benar ada di setiap individu, bukan hanya sekadar label dan sebutan
(claim)
·
menjadi
kausal (sebab) dari suatu perilaku yang biasanya terjadi
·
empiris
(bisa di identifikasi indra)
·
masing
masing salaing berkorelasi
·
fleksibel
dan berubah sesuai situasi(versatilitas)
2. Individual Traits dan Common Traits
Berdasarkan teorinya mengenai
distifikasi antara Trait dan Attitude, Allport kemudian mengklasifikasikan
traits dalam 2 bentuk :
·
Individual Traits : keunikan pada seseorang dan menunjukkan karakter mereka.
·
Common Traits : perilaku yang dilakukan oleh
sejumlah manusia, misalnya sebagai bagian dari budaya.
3. Personal Dispositions
Allport merevisi beberapa teori sebelumnya (dalam
terminologi) . personal dispositions artinya dimana perilaku tidak memiliki
intensitas dan signifikansi yang sama.
·
Cardinal traits adalah sifat yang berperan besar
dalam kehidupan dan trait yang kuat
·
Central traits adalah sifat yang lebih umum dan
khas yang menonjol dari perilaku manusia itu sendiri.
·
Secondary traits adalah sifat yang lebih spesifik
dan tidak terlalu mendeskripsikan kepribadian. Sifat ini berfungsi lebih
terbatas, khusus pada respons yang didasarnya serta perangsang tertentu dan
tidak konsisten.
Habit
(kebiasaan)
adalah respon yang tidak fleksibel dan spesifik terhadap suatu stimuli,
bisa bergabung/dikombinasikan dengan trait lain.
Attitudes (sikap) adalah makna
yang hampir sama dengan traits, kecuali bahwa attitudes memiliki objek tertentu
yang lebih spesifik, dan melibatkan pertimbangan dan evaluasi baik positif
maupun negatif (baik mendukung atau menolak).
Perbedaan
antara sifat (trait) dan sikap (Attitude) termasuk sulit dalam teori Allport.
kedua-duanya itu adalah respons dan memiliki kekhasan, selain itu keduanya juga
dapat memulai atau membimbing tingkah laku hal ini juga diperngaruhi hasil dari
faktor genetis-genetis dan belajar. Namun kalau diteliti terdapat perbedaan antara kedua hal
tersebut.
SIKAP (ATTITUDE)
|
SIFAT (TRAIT)
|
-berhubungan dengan suatu objek
-cenderung berlingkup kecil
-dapat berbeda-beda dari yang khusus ke lebih umum
-biasanya memberikan penilaian (menerima atau menolak)
|
-tidak berhubungan dengan suatu objek
-sifat yang hampir selalu besar dan ruang lingkup yang
luas
-selalu bersifat umum
-tidak memeberikan penilaian
|
2. INTENSI
Penyelidikan
mengenai intensi atau keinginan individu mengenai masa depan lebih penting
daripada kejadian di masa lalu (Allport). Istilah intensi menurut Allport
meliputi beberapa pengertian:
·
harapan-harapan
·
keinginan-keinginan
·
ambisi
·
cita-cita
·
niat untuk melakukan sesuatu.
Dalam hal
inilah terlihat jelas perbedaan Allport dengan lain-lain ahli teori kepribadian
dewasa ini. Teori Allport menunjukkan, bahwa apa yang akan dicoba dilakukan
oleh seseorang merupakan kunci dan hal terpenting bagi apa yang dikerjakannya
sekarang. Jadi kalau dewasa ini, banyak ahli yang mengutamakan masa lampau,
maka pendapat Allport itu mirip sekali dengan pendapat Adler dan Jung; walaupun
tidak ada alasan untuk mengatakan adanya pengaruh dari mereka ini.
3.
TYPE
Allport
membedakan antara sifat dan type. Menurut
Allport, orang dapat memiliki suatu sifa, tetapi tidak dapat memiliki sesuatu
type. Type adalah konstruksi ideal si pengamat, dan seseorang dapat disesuaikan
dengan type itu tetapi dengan konsekuensi diabaikan sifat-sifat khas
individuilnya. Sifat dapat mencerminkan sifat khas
pribadi sedangkan type lebih menyembunyikannya. Jadi bagi Allport, type
menunjukkan perbedaan-perbedaan buatan yang tidak begitu cocok dengan kenyataan, sedangkan sifat
adalah refleksi sebenarnya daripada yang sebenar-benar ada.
4. PROPARIUM
Proprium adalah istilah yang
diciptakan Allport yang mengindikasikan semua fungsi self atau ego. Hal
ini juga disebut fungsi proprium (propriate function) daripada kepribadian.
Fungsi tersebut adalah kesadaran jasmani, self identity, self-esteem, self
extention, rational thinking, self image, propriate stiving, dan fungsi
mengenal. Semua itu bagian-bagian yang vital daripada kepribadian. Proprium
tidak dibawa sejak lahir tetapi berkembang didalam perkembangan
individu. Allport menggunakan kata proprium daripada self karena lebih mudah
dipahami sebagai sifat atau fungsi kepribadian secara umum.
Ada tujuh aspek dalam
perkembangan proporium :
1. Bodily Self :
tahap 1-3.Pada 3 tahun pertama, bayi menjadi lebih peduli terhadap keberadaan dirinya dan membedakan
tubuhnya dari objek-objek yang ada disekitarnya.
2. Self Identity :
anak-anak membuktikan dan menemukan identitas mereka tetap terlepas dari
perubahan di lingkungan mereka.
3. Self-esteem :
anak-anak mulai bangga pada prestasi (pencapaian) yang mereka raih.
4. Extension of self :
tahap ke 4-5. umur 4 sampai 6 tahun. Pada masa ini anak mengakui objek-objek
yang ada di sekitarnya dan orang-orang disekitar lingkungan mereka.
5. Self-image :
anak-anak mengembangkan gambaran aktual dan idealis dalam diri mereka dan
perilaku mereka serta menjadi lebih peduli terhadap kepuasan (atau
ketidakpuasan) terhadap harapan Orangtua.
6. Self as a rational coper :
tahap 6. Umur 6-12 tahun, anak-anak mulai mengapli-kasikan alasan dan
pengetahuan untuk mencapai solusi terhadap masalah yang mereka hadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
7. Propriate striving :
tahap 7. pada masa remaja awal (sebelum teenage) mulai membentuk tujuan
jangka panjang dan rencana.
D. Dinamika atau Proses Kepribadian
Allport
menekankan bahwa pengaruh keberadaan seseorang pada masa sekarang tidak hanya
ada di dalam teori kepribadiannya tetapi juga ada dalam pandangan motivasinya.
Dia juga menegaskan bahwa kehidupan masa lalu atau masa lampau tidak lagi dapat
menjelaskan perilaku seseorang kedepannya, kecuali hanya sebagai motivasi saja.
Sehingga allport hanya terfokus kepada kehidupan individu di masa depan
ketimbang dimasa lalu.
Allport
menentang teory Freud yang terfokus pada alam bawah sadar seseorang. Menurut
Allport proses kognitif seseorang juga memiliki peran penting, yang mana suatu
rencana dan tujuan seseorang dibuat secara sadar. Sehingga ia menyimpulkan
bahwa kehidupan di masa lalu tidak ada hubungan dan sangkutpautnya dengan
kehidupan mendatang dari tiap individu, kehidupan masa lalu itu hanya sebagai
motivasi atau dukungan kearah yang lebih baik.
Kemudian
Allport juga menjelaskan proses dari kepribadian itu dalam sebuah konsepnya, “functional autonomy”. Konsep ini
menjelaskan bahwa motif kematangan, kesehatan emosional seseorang tidak
terhubung secara fungsional kepada pengalamannya di masa lalu sejak ia lahir.
Dari konsep tersebut dapat diketahui bahwa allport berpendapat bahwa motivasi
dari tiap individu itu bersifat independent dan tidak terikat atau terhubung
dengan hal yang lainnya.
Konsep
ini terdiri atas dua level fungsi otonom, yaitu Perseverative functional autonomy dan Propriate functional autonomy.
·
Perseverative
functional autonomy merupakan level yang dasar, berkaitan dengan perilaku
seseorang yang sudah menjadi kegiatan rutin, seperti kecanduan atau tindakan
fisik yang berulang. Contohnya : perokok.
·
Propriate
functional autonomy merupakan level yang lebih penting ketimbang level
Perseverative functional autonomy dan penting untuk pemahaman motivasi
dewasa
dihubungan
pada nilai-nilai, self-image, dan gaya hidup.
Selain
itu, terdapat tiga prinsip pada level propriate functional autonomy, yaitu:
1. Organizing
the energy level, menjelaskan bagaimana kita memperoleh motif baru
2. Mastery
and competence, mengacu
pada level yang
mana
akan kita pilih
untuk memuaskan motif
3. Propriate
patterning, menjelaskan
perjuang
(usaha) terhadap konsistensi dan integrasi
kepribadian
E.
Perkembangan Kepribadian
Menurut Allport
perkembangan kepribadian manusia akan selalu berubah-ubah seiring berjalannya
waktu.
3 Fase
perkembangan Allport :
- Anak-anak
- transformasi anak – anak
- masa dewasa
1. Masa Anak –
Anak
Masa ini dimulai dari masa neonatus
yang menjadi awal perkembangan dari kepribadian anak. Pada masa perkembangan
ini anak mulai bisa melakukan gerakan refleks yang belum bisa dibedakan. Ekspresi
emosi anak pada masa ini cenderung monoton dan akan mengalami perkembangan
sesuai dengan masa yang dilewatinya.
2. Masa
Transformasi Anak – Anak
Pada masa ini, perkembangan
kepribadian seseoarang akan terlihat dari :
- diferensiasi
- integrasi
- pematangan
- belajar
- kesadaran (sugesti)
- harga diri
- inferioritas ataupun kompensansi
- mekanisme psikoanalitis
- otonomi fungsional
- reorintasi mendadak trauma
- objektivitas
- insting
- humor
- pandangan hidup
3. Masa Dewasa
Merupakan masa terpenting dalam
perkembangan kepribadian seseorang. Masa – masa ini sangat menentukan bentuk
kepribadian seseorang melalui tingkah laku yang ditujukannya.
Menurut Allport, seseorang dikatakan
dewasa, jika :
- mulai bisa memproyeksikan kebutuhannya tidak hanya untuk masa sekarang tapi untuk masa yang akan datang (extension self)
- mulai mengenal apa yang diinginkannya dan yang menjadi kebutuhannya serta mengerti akan hal – hal yang bisa memberikan kesenangan pada dirinya (insight & humor)
- mengerti arti dan tujuan hidup yang dijalaninya, mulai memiliki pandangan hidup atau filsafat hidup yang terus dipertahankan.
Pada masa perkembangan kepribadian,
unsur religius menjadi unsur yang sangat penting untuk membentuk kepribadian
seseorang.
F.
Psikopatologi dan Perubahan Perilaku
Psikopatologi adalah bidang yang mempelajari patologi / kelainan dari proses kejiwaan.
Bagi Allport, pribadi yang sehat dan matang adalah orang yag terus menerus
dalam kondisi berubah (becoming), sedang pribadi yang tidak sehat adalah mereka
yang perkembangannya berhenti. Allport setuju dengan Freud bahwa perkembangan
individu dapat terpenjara sebagai akibat kesalahan hubungan dengan orangtua, khususnya
dengan ibunya pada awal masa kanak-kanak . Semua orang membutuhkan keamanan dan
perlindungan ,dan kekurangan cinta dan kasih sayang dapat berdampak buruk dan
berjangka lama terhadap pertumbuhan .
Untuk mengatasi
kekurangan itu, Allport berpendapat orang harus dapat merasa “diterima dan
dikehendaki oleh terapis, keluarga dan masyarakatnya”. Orang harus merasa
dicintai dan belajar mencintai .Menurutnya,”bentuk terbaikdari terapi adalah
memberri cinta dan menerima cinta .”
Tetapi
itu hanya satu sisi dari gambaran manusia dari gambaran manusia . Ada banyak
orang yang memilki latarbelakang rasa aman dan cinta ternyata belakangan
menjadi neurotik . Walaupunn latar belakang keamanan dan cinta membuat mereka
bebas berkembang ,masalah lain muncul merusak . Orang mendapat tekanan untuk
menyesuaikan diri dengan masyarakat normal, dan sering penyesuaian itu
menghalangi pertumbuhan yang positif . Ini terjadi karena masyarakat sendiri
sedang sakit . Kondisi masyarakat yang penuh ketidakadilan, hipokrit (munafik) perang,
perbedaan kelas sosial, adalah potensial berbenturan dengan aspirasi pribadi.
Dampaknya bisa
muncul perbatasan perluasan diri , gambaran diri yang menyimpang , lumpuhnya
usaha menjadi propiate, dan sikap tidak toleran kepada kelompok lain. Mereka
juga menilai dirinya dan tujuan hidupnya berdasarkan nilai-nilai orang lain. Tugas–tugas
terapi menurut Allport adalah membantu mereka menyadari sumber-sumber yang melencengkan
tujuan hidupnya, dan membantu mereka mencapai kematangan dan kesejahteraan.
G.
Assesment dan Riset
Allport menggunakan Personal
Document Technique yang merupakan metode untuk mengetahui kepribadian yang
melibatkan catatan-catatan harian, atau rekaman pembicaraan dengan subjek yang
diteliti.
Nilai (Value)
Pada tahun 1920 seorang ahli bernama
Eduard Spranger mengadakan penelitian mengenai minat dan motif, dengan meneliti
nilai-nilai yang dimiliki individu tersebut. Allport sependapat dengan Spranger
bahwasanya setiap individu memiliki nilai-nilai dalam kehidupannya, yang
berbeda tingkat dominansinya, yang akan mempengaruhi kepribadiannya.
- Nilai teoritis
- Nilai ekonomis
- Nilai estetika
- Nilai sosial
- Nilai politis
- Nilai religious
Perilaku
Allport membedakan perilaku menjadi
expressive behavior dan coping behavior. Coping behavior adalah perilaku yang
dilakukan dengan terencana, secara sadar dan dilakukan untuk tujuan tertentu.
Sementara expressive behavior adalah perilaku yang umumnya muncul secara
spontan, kadang susah untuk dirubah, tujuannya tidak jelas dan terencana
seperti coping behavior. Misalnya, ketika seorang dosen mengajar dia akan
memiliki copig behavior (mengajar berdasarkan urutan materi yang disediakan),
sementara dalam proses penyampaian materi dosen akan banyak melakukan gerakan, bahasa
tubuh, intonasi suara yang berubah-ubah yang tidak bisa dielakkan. Hal ini
merupakan perilaku spontan yang secara tidak langsung menggambarkan elemen
kepribadian yang dimiliki dosen tersebut
H. Isu-Isu Penting dalam Kepribadian Menurut Allport
Allport me-review 50 definisi kepribadian yg berbeda sebelum
akhirnya menawarkan definisinya sendiri “Personality
is dynamic organization within the individual of those psychophysical
systems that determine his characteristic behavior and thought”.
·
Uniqueness
VS Universality
Allport mendapatkan insight
dan ide dari berbagai macam pendekatan untuk membentuk teori kepribadian
yang eklektif dimana ia memandang individu adalah unik dan berfungsi secara
dinamis. Yang paling membedakan Allport dengan teoritikus kepribadian lain
adalah keunikan individu dapat dijelaskan dengan trait yang menjadi karakter
setiap individu. Kepribadian tidak bersifat universal, tapi spesifik dan unik
untuk tiap individu. Allport percaya setiap orang memiliki keunikan. Meskipun
sifat-sifat umum mengkonotasi beberapa prilaku universalitas, ciri-ciri
individu atau disposisi pribadi menentukan dan menggambarkan alam kita lebih
tepatnya.
·
Nature VS Nurture
Keturunan dan
lingkungan adalah hal yang mempengaruhi kepribadian. Gordon Allport memandang Latar belakang
genetik bertanggung jawab untuk porsi yang signifikan dari kepribadian.
Individu adalah produk dari pembentukan hereditas dan lingkungan. Hereditas
menyediakan materi mentah lalu membentuk (berkembang atau berkurang) sesuai
kondisi lingkungan. Contohnya seperti kondisi fisik, inteligensi, temperamen.
Temperamen adalah irama emosi. contohnya bagaimana respon individu terhadap
stimulasi juga fluktuasi & intensitas mood. Persediaan dasar fisik,
temperamen dan kecerdasan. Bahan-bahan baku tersebut kemudian dibentuk oleh
pengalaman dan belajar.
·
Freewill
VS Determinisme
Menurut pandangan
allport tentang kepribadian, individu diberikan kebebasan dalam memilih masa
depan mereka juga mengakui bahwa banyak dari perilaku kita ditentukan oleh
sifat-sifat dan kecenderungan pribadi. Setelah ini terbentuk, mereka sulit
untuk mengubah.
·
Growth
Vs Eqilibrium
Allport tidak percaya
teori-teori yang lebih tua untuk kepribadian yang memperbolehkan pertumbuhan
bagi seseorang. Psikoanalisis dan berbagai teori belajar yang pada dasarnya
adalah teori homeostatik, ataureaktif, karena mereka melihat orang-orang
termotivasi terutama oleh kebutuhan untuk mengurangi ketegangan dan kembali
kekeadaan keseimbangan, tetapi Allport percaya bahwa teori kepribadian yang memadai
harus memungkinkan untuk perilaku proaktif. Orang harus dipandang sebagai sadar
bertindak di lingkungan mereka dengan cara yang memungkinkan pertumbuhan menuju
kesehatan psikologis.
·
Past
Vs Present
Berbagai faktor yang
berbeda berkontribusi terhadap motivasi individu, penggerak sekarang, dan
peristiwa masa lalu. Jika orang memiliki tujuan di satu tempat akan berpikir,
bertindak dan mencari beberapa resolusi damai dan merasa istimewa cara sendiri.
Sebagai contoh, motivator seperti prestasi, kekuatan dan keintiman akan
memberikan motivasi individu. Motif lainnya akan menjadi pengaktualisasian
diri, ini bukanlah motif defisit, tetapi pertumbuhan motif dan ini menanamkan
re-enforcement positif yang dapat menjadi lebih dari satu set untuk dilakukan.
Allport percaya bahwa
sesuatu didorong oleh pengalaman sekarang bukannya pengalaman masa lalu.
Allport juga percaya itu, karena individu memiliki waktu dalam hidup, untuk
memahami diri sendiri lebih baik dan menyadari apa yang ia lakukan serta
mengapa hal itu dilakukan. Allport dengan jelas melihat pola perilaku yang
dihasilkan dari individu menjadi reaktif dan proaktif. Ia menemukan bahwa
pencipta terjadi karena lingkungan di mana seseorang hidup. Tapi di sisi lain,
Allport mengatakan bahwa teori-teori yang lebih tua tidak memberikan hasil
seperti mengapa satu menjadi termotivasi dan tidak memungkinkan untuk prospek
pertumbuhan.
REFERENCE :
REFERENCE :
Alwisol. 2009. Psikologi Kepribadian
Edisi Revisi. UMMpress:Malang
Schultz,
Duane dan Schultz, Sydney Allen. 2005. The Theories of Personality. Thomson
Learning:USA
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusTerima kasih atas tulisannya. Sangat bermanfaat.
BalasHapusApa yang dimaksud propriate functioning, dan oportunistic functioning
BalasHapusTernyata masalah kepribadian itu sangat komplek ya?!
BalasHapusTieti Chunk - Titanium Chopsticks - Tieti Gourmet Food
BalasHapusTieti urban titanium metallic Chunk. Tieti 2020 escape titanium Chunk is one of our finest chilis aftershokz titanium in the titanium price world. A tasty blend of garlic, onions, papaya and a fine-grained microtouch titanium trim walmart sweet
More Help horse dildo,vibrators,vibrators,sex chair,wolf dildo,horse dildo,real dolls,sex toys,dildo Click This Link
BalasHapusi099d2ujehv045 adult sex toys,vibrators,dog dildo,double ended dildo,horse dildo,dog dildo,realistic dildo,adult sex toys,sex toys s007i7awfql781
BalasHapus